Gencatan Senjata dan Perundingan Damai Israel - Hamas di Hadapan Mata
JAKARTA,RADARPENA.CO.ID - Peperangan yang selama ini berkecamuk di Gaza seakan tiada henti antara Hamas dan Israel masih terus berlanjut.
Namun, seiring dengan itu pembicaraan terkait negosiasi gencatan senjata juga dirasa mendekati kesepakatan.
Pemimpin militan Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan pada Selasa, 21 November 2023 bahwa perjanjian gencatan senjata dengan Israel sudah di depan mata.
Hal itu meningkatkan harapan bahwa kelompok militannya dapat segera membebaskan puluhan orang yang disandera dalam serangan 7 Oktober.
"Kami hampir mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata," kata Haniyeh, menurut pernyataan yang dikirim oleh kantornya kepada AFP.
Selama berminggu-minggu, ketika perang di Gaza berkecamuk, para perunding mencoba mencapai kesepakatan untuk membebaskan sekitar 240 sandera yang disandera oleh militan Palestina.
BACA JUGA:
- Desakan Negara Muslim ke Israel, Iran Paksa Embago Minyak
- Produk Kesehatan Terboikot Dianggap Pro Israel, Lama Melegenda Dan Kaya Manfaat
Mayoritas sandera yang diambil dalam serangan Hamas bulan lalu adalah warga sipil Israel, beberapa di antaranya adalah anak-anak dan orang lanjut usia.
Hanya segelintir dari mereka yang ditangkap telah dibebaskan, dibebaskan oleh pasukan darat Israel, atau jenazah mereka telah ditemukan.
Keberadaan mereka yang tersisa tidak diketahui secara pasti, meskipun mereka diyakini ditahan di Gaza, tempat Israel melancarkan kampanye pengeboman dan serangan darat tanpa henti sebagai pembalasan atas serangan paling mematikan dalam sejarahnya.
Israel menyebut Hamas membunuh sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dalam serangan mengerikan tanggal 7 Oktober.
Di sisi lain, menurut pemerintah Hamas di Gaza, perang tersebut telah menewaskan lebih dari 13.300 orang Palestina, ribuan di antaranya adalah anak-anak.
Berbicara kepada AFP tanpa menyebut nama, sumber dari Hamas dan Jihad Islam - sebuah kelompok militan Palestina terpisah yang juga mengambil bagian dalam serangan 7 Oktober - menegaskan bahwa gerakan mereka telah menyetujui persyaratan perjanjian gencatan senjata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: