Inilah Rahasia Nikmatnya Serabi Notosuman, Oleh-Oleh Khas Solo yang Diwarisakan Turun Temurun Hingga Kini Beru
Tempat berjualan Serabi Notosuman pertama kali di Jalan Veteran, kemudian setelah kontrak habis warung pindah ke Jalan Yos Sudarso.
BACA JUGA:
- Mengenal Kue Legit, Sebuah Delikates dalam Sejarah dan Cara Pembuatannya
- Mengenal Kue Wajik, Manis dan Gurih dalam Setiap Gigitan
Dari Jalan Yos Sudarso pindah lagi ke Jalan Moh. Yamin No. 24 Solo (yang dulu bernama Notosuman) sampai sekarang. Aktivitas berjualan Serabi Notosuman dimulai sejak pukul 03.00 WIB.
Bila ditelusuri lebih dalam hal ini rupanya memiliki kaitan sejarah dengan perilaku masyarakat Surakarta jama doeloe yang sering tirakat (jalan kaki) dan keluar pada malam hari lalu mampir di warung hik.
Ny. Hoo Ging Hok membuat serabi dengan bahan dan cara pembuatan yang tidak jauh berbeda dengan kue apem. Karena rasa serabi dianggap lebih enak dan kebersihannya juga terjamin, makin lama makin banyak pembeli yang datang.
Serabi ini dikenal dengan Serabi Notosuman, karena pembuatannya berada di Kampung Notosuman (yang sekarang berganti menjadi Jalan Mohammad Yamin), maka serabi ini kemudian diberi nama Serabi Notosuman.
Serabi Notosuman sampai saat ini hanya memproduksi dua varian rasa saja yaitu original dan rasa coklat. Serabi Notosuman semakin berkembang dan menjadi makanan yang digemari masyarakat Surakarta.
BACA JUGA:
- Terungkap Jasad Alien Meksiko Sebenarnya Terbuat dari Kue, Cek Faktanya di Sini!
- Resep Kue Kaak: Makanan Tradisional yang Menyajikan Kelezatan dan Sejarah yang Kaya
Ketika Ny. Hoo Ging Hok dan Tan Giok Lan meninggal usaha itu diwariskan kepada putrinya Ny. Hoo Khik Nio, yang semula adalah pembatik di kawasan Serengan, Surakarta.
Generasi ke-2 (1955-1987)
Ny. Hoo Khik Nio sebagai pewaris generasi ke-2 Serabi Notosuman memiliki nama Jawa Margo Hutomo. Nama Jawa yang melekat pada dirinya ini karena nama dari suaminya. Sebagai masyarakat yang tinggal di Jawa Ny. Hoo Khik Nio lebih sering dipanggil Mak Margo.
Ny. Hoo Khik Nio sebagai generasi ke-2 gigih menjaga usaha Serabi yang diwariskan orang tuanya ini. Resep dan rasa Serabi Notosuman tidak mengalami perubahan, sehingga semakin banyak pelanggan yang membeli Serabi Notosuman.
Pada saat usaha Serabi Notosuman dipegang oleh generasi kedua, tempat berjualan sudah mulai menetap di Notosuman.
Warung ini cukup sederhana, tidak ada tempat duduk untuk pembeli. Bahkan letaknya juga persis berada di tepi jalan tanpa tempat parkir. Tetapi meski begitu, Serabi Notosuman sangat popular.
BACA JUGA:
- Kue Lemper: Mengungkap Sejarah dan Cara Pembuatannya yang Lezat
- Rahasia Manis di Balik Kue Kelepon: Sejarah dan Cara Pembuatannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: