Kue Keranjang: Memasyarakatkan Sejarah dan Tradisi dalam Setiap Gigitan
Sejarah Kue Keranjang - Kue Keranjang telah lama menjadi simbol penting dalam tradisi kuliner Tionghoa. Dikenal juga dengan sebutan Nian Gao, kue ini adalah hidangan yang tak terpisahkan dalam perayaan Imlek dan berbagai festival lainnya.
Dalam setiap gigitannya, Kue Keranjang membawa dengan bangga warisan budaya dan cerita yang telah terjalin selama berabad-abad.
Sejarah Kue Keranjang mencapai akarnya hingga zaman Dinasti Tang di Tiongkok pada abad ke-7.
Pada awalnya, kue ini dibuat oleh para petani sebagai persembahan kepada dewa-dewa mereka untuk memohon kesuburan dan berkah dalam panen.
Proses pembuatannya yang melibatkan beras ketan yang digiling menjadi tepung dan kemudian dikukus menjadi kue, melambangkan harapan untuk kehidupan yang makmur dan berlimpah.
Menurut legenda, pada masa itu, ada seekor monster buas yang muncul setiap tahun pada malam pergantian tahun.
BACA JUGA:
- Resep Kue Sarang Semut Kukus, Lembut dan Anti Gagal
- Resep Tahu Aci Kukus dan Goreng yang Nikmat, Cocok untuk Teman Ngopi
- Resep Lumpia Goreng yang Lezat Mudah Pembuatannya
Monster tersebut sangat rakus dan suka memangsa manusia serta hewan. Masyarakat pun merasa terancam, hingga seorang dewa memberi tahu mereka bahwa monster tersebut sangat takut pada warna merah dan suka mendengar suara petasan.
Oleh karena itu, masyarakat menghiasi rumah mereka dengan lampion merah dan melepaskan petasan untuk mengusir monster tersebut.
Kue Keranjang ternyata juga berperan penting dalam melindungi mereka dari serangan monster tersebut.
Kue tersebut dapat membuat monster buas itu menjadi kenyang sehingga tidak menyerang manusia.
Secara tradisional, Kue Keranjang dibuat dengan menggunakan tepung beras ketan, gula kelapa, dan bahan-bahan lain yang bervariasi sesuai dengan daerahnya.
Proses pembuatannya memerlukan ketelatenan dan keahlian yang tinggi. Pertama-tama, beras ketan direndam selama beberapa jam untuk membuat tekstur kue yang lembut.
Setelah itu, tepung ketan tersebut diayak dan dikukus dalam cetakan bulat atau kotak khusus yang terbuat dari anyaman bambu yang disebut "keranjang". Penggunaan keranjang sebagai wadah memberikan nama pada kue ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: