Sering Dengar Namanya Tapi Sebenarnya Untuk Apa ? Paracetamol Dan Fungsinya
-
Infus atau suntik (intravena)
Dosis paracetamol infus akan ditentukan oleh dokter berdasarkan usia, berat badan, dan kondisi pasien.
Penggunaan Paracetamol atau Acetaminophen dengan Benar
- Paracetamol infus atau suntik akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Jika Anda diberikan paracetamol oral maupun rektal, ikuti dosis dan anjuran yang diberikan oleh dokter, atau baca informasi yang tertera pada kemasan obat sebelum menggunakannya.
- Paracetamol dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Untuk paracetamol sirup atau tetes, kocok botol terlebih dahulu sebelum obat digunakan. Gunakan sendok takar atau pipet yang tersedia di dalam kemasan obat. Jangan gunakan sendok biasa, karena bisa membuat dosis yang didapatkan jadi tidak tepat.
- Paracetamol suppositoria atau enema digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam dubur. Masukkan obat dalam posisi berbaring menyamping dengan obat bagian ujung yang lancip masuk terlebih dahulu ke dalam dubur.
- Setelah obat masuk, duduk atau berbaring terlebih dahulu selama 10–15 menit agar obat meresap dengan sempurna. Jangan lupa cuci tangan sebelum dan sesudah memasukkan paracetamol suppositoria.
- Paracetamol hanya digunakan apabila terdapat keluhan. Anda dapat menghentikan konsumsi obat ini jika keluhan sudah tidak lagi mengganggu. Namun, hentikan penggunaan paracetamol dan konsultasikan ke dokter jika demam tidak kunjung reda setelah 3 hari atau jika nyeri tidak membaik setelah 10 hari menggunakan obat ini.
- Simpan paracetamol di tempat yang kering dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak. Paracetamol suppositoria perlu disimpan di dalam kulkas.
- Penggunaan paracetamol bersamaan dengan konsumsi minuman beralkohol bisa meningkatkan risiko terjadinya kerusakan hati.
Interaksi Paracetamol (Acetaminophen) dengan Obat Lain
- Paracetamol dapat menimbulkan interaksi jika digunakan dengan obat lain. Berikut ini beberapa interaksi yang dapat terjadi:
- Penurunan penyerapan paracetamol jika digunakan dengan cholestyramine
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping paracetamol jika dikonsumsi bersama metoclopramide, domperidone, probenecid, atau isoniazid
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan warfarin, terutama pada penggunaan paracetamol dalam jangka panjang
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan hati jika digunakan dengan obat golongan barbiturat, seperti phenobarbital
- Penurunan efektivitas obat lamotrigine dalam mencegah kejang
- Peningkatan kadar chloramphenicol atau busulfan di dalam darah sehingga meningkatkan risiko terjadinya efek samping
Efek Samping dan Bahaya Paracetamol atau Acetaminophen
Bila dikonsumsi sesuai anjuran dokter dan petunjuk penggunaan, paracetamol jarang menimbulkan efek samping.
Jika digunakan secara berlebihan, dapat muncul beberapa efek samping berikut:
- Tinja berwarna pucat atau keabu-abuan
- Hilang nafsu makan
- Lelah yang tidak biasa
- Penyakit kuning
- Perut bagian kanan atas terasa sakit
- Urine berwarna gelap
Cara Menanggulangi Efek Samping Paracetamol
- Anda harus segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat, terutama reaksi berupa ruam kemerahan di kulit yang menyebar dan menyebabkan kulit melepuh atau terkelupas.
- Hentikan konsumsi paracetamol dan segera ke dokter jika Anda mengalami efek samping di atas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: