Tes kesehatan mental bertujuan untuk memastikan bahwa calon karyawan memiliki kesehatan mental yang stabil dan mampu mengelola tekanan kerja dengan baik.
5. Menjaga Lingkungan Kerja yang Sehat
Pemeriksaan kesehatan juga bertujuan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan seluruh tim di perusahaan. Beberapa penyakit menular, seperti TBC, hepatitis, atau penyakit menular lainnya, bisa menyebar di tempat kerja jika tidak segera ditangani.
Dengan pemeriksaan awal, perusahaan bisa mencegah potensi penularan penyakit dan memastikan lingkungan kerja tetap sehat dan aman bagi semua karyawan.
6. Memenuhi Persyaratan Perusahaan atau Industri
Di beberapa industri seperti pertambangan, penerbangan, dan kesehatan, memiliki kondisi fisik yang prima merupakan syarat wajib untuk menjalankan tugas-tugas tertentu.
Misalnya, seorang pilot atau pramugari harus menjalani serangkaian tes kesehatan untuk memastikan mereka mampu bekerja dalam kondisi tekanan tinggi.
Cek kesehatan juga sering kali menjadi prasyarat untuk posisi-posisi yang memerlukan kewaspadaan tinggi, seperti tenaga keamanan atau operator mesin berat.
7. Menghindari Biaya Pengobatan dan Asuransi yang Tinggi
Perusahaan sering kali memberikan tunjangan kesehatan atau asuransi bagi karyawannya. Dengan mengetahui kondisi kesehatan calon karyawan sejak awal, perusahaan dapat meminimalkan risiko biaya pengobatan yang besar di masa depan.
Jika seorang karyawan memiliki riwayat penyakit serius yang tidak terdeteksi saat proses rekrutmen, hal ini dapat meningkatkan biaya klaim asuransi atau perawatan medis.
8. Menentukan Penempatan atau Penyesuaian Kerja
Hasil dari cek kesehatan juga dapat digunakan untuk menentukan penempatan kerja yang tepat.
Misalnya, jika seseorang memiliki kondisi kesehatan tertentu yang membatasi aktivitas fisiknya, perusahaan dapat menyesuaikan tugas atau posisi yang lebih sesuai dengan kemampuan fisiknya.
Hal ini penting agar karyawan dapat bekerja dengan nyaman dan aman, tanpa membahayakan kesehatannya.
Kesimpulan