JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Dalam memperingati hari malaria sedunia tahun 2024 Pemerintah Kabupaten Jayapura melalui Dinas Kesehatan melakukan kegiatan penemuan dan pengobatan malaria kepada para ASN di lingkungan pemerintah yang bertempat di Lapangan Upacara Gunung Merah sebagai upaya penyuluhan kasus malaria bagi masyarakat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Pungut Sunarto memastikan, bahwa pihaknya tengah berupaya melakukan penanganan penurunan kasus malaria yang masih tinggi.
Berdasarkan data tahun 2023 tercatat kasus malaria yang berhasil ditemukan sebanyak 45 ribu kasus, hal ini mengalami penurunan dari tahun 2022 lalu yang mencapai 47 ribu kasus malaria yang tersebar di 19 Distrik di Kabupaten Jayapura.
“Dari data yang kami miliki tahun 2023 malaria mengalami penurunan namun belum signifikan. Tentu kami terus berupaya penemuan dan lebih menekankan dalam pengendalian vektor,” kata pungut dikutip dari laman resmi Kabupaten Jayapura, Rabu 7 Agustus 2024.
Menurut Pungut, penanganan malaria menjadi perhatian Bersama, tidak hanya pemerintah saja atau Dinas Kesehatan, namun peran serta masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan yang bersih juga dapat membantu perkembangan nyamuk malaria di masyarakat.
“Hal yang kami sudah lakukan dengan melakukan komunikasi dengan menyurati DPMK Kabupaten Jayapura agar bisa menyampaikan kepada masyarakat di kampung untuk aktif kerja bakti dalam pengendalian vektor, agar parasit nyamuk itu bisa dikendalikan tentunya bermasa Dinas Kesehatan dan para kader di kampung,” ujarnya.
Penanggulangan penularan malaria juga terus digencarkan Pemkab Biak Numfor. Mereka menggandeng lembaga internasional Global fund dalam menyediakan kelambu insektisida untuk mencegah penularan malaria.
“Kelambunya gratis. Pembagiannya diprioritaskan untuk distrik atau kampung yang masih tinggi angka kesakitan malarianya,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Biak Numfor Ruslan Epid.
Ruslan mengatakan mereka juga menargetkan tiga distrik menjadi daerah bebas atau tereliminasi dari penularan malaria. Distrik itu ialah Biak Kota, Samofa, dan Yendidori. Mereka akan menyusul Distrik Biak Utara yang telah dinyatakan bebas dari penularan malaria.
“Biak Utara sudah tereliminasi dari Malaria sejak 2023. Pada Tahun ini, Dinkes akan menambah lagi distrik untuk eliminasi [yang dinyatakan bebas dari] malaria,” ujar Ruslan.
Menurutnya, salah satu syarat sebuah daerah dinyatakan bebas dari malaria ialah tidak terjadi lagi penularan selama tiga tahun berturut-turut. Selain itu, penemuan kasusnya kurang dari lima persen dalam setiap pemeriksaan, dan jumlah penderita malarianya kurang dari 1 per 1.000 penduduk.
BACA JUGA:Sektor Kesehatan Tumbuh Positif, PT IFG Catat Pendapatan Rp3,3 Triliun di Semester I 2024
BACA JUGA:5 Jenis Ikan yang Baik Dikonsumsi untuk kesehatan Tulang dan Gigi, Mengandung Vitamin D Tinggi
Papua masih endemis
Pemerintah menargetkan Indonesia terbebas dari penularan malaria pada 2030. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terjadi penurunan angka penularan malaria sekitar 25 ribu kasus dalam setahun terakhir. Namun, Indonesia masih menempati posisi kedua, setelah India sebagai negara dengan kasus malaria tertinggi di Asia.