Penyebab
Hipermetropia terjadi karena bola mata terlalu pendek atau kornea terlalu datar. Seperti miopia, faktor genetik memainkan peran penting dalam perkembangan hipermetropia.
Gejala
- Penglihatan kabur saat melihat objek yang dekat.
- Sakit kepala atau mata tegang setelah membaca atau bekerja dalam jarak dekat.
- Kesulitan fokus pada pekerjaan dekat untuk waktu yang lama.
Koreksi
Hipermetropia dapat dikoreksi dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak yang memiliki lensa cembung (positif) untuk membantu memfokuskan cahaya tepat di retina. Operasi refraktif juga dapat menjadi solusi permanen.
- BACA JUGA:9 Penyebab Wajah Bengkak Ketika Bangun Pagi: Nomor 9 Sering Terjadi pada Wanita
- BACA JUGA:Waspada! Inilah Dampak Buruk Media Sosial Bagi Kesehatan Mental Pelajar yang Perlu Dihindari
3. Mata Silinder (Astigmatisme)
Definisi
Astigmatisme atau mata silinder adalah kondisi di mana penglihatan kabur atau terdistorsi pada semua jarak.
Ini terjadi karena kelengkungan kornea atau lensa tidak merata, menyebabkan cahaya tersebar dan tidak terfokus dengan baik di retina.
Penyebab
Astigmatisme terjadi karena kornea atau lensa memiliki bentuk yang tidak simetris. Kondisi ini bisa bersifat bawaan atau berkembang seiring waktu akibat faktor genetik atau cedera mata.
Gejala
- Penglihatan kabur atau terdistorsi pada semua jarak.
- Kesulitan melihat detail baik dekat maupun jauh.
- Mata tegang atau sakit kepala setelah melakukan tugas yang memerlukan fokus visual.
Koreksi
Astigmatisme dapat dikoreksi dengan kacamata atau lensa kontak yang memiliki lensa silindris untuk mengimbangi bentuk kornea yang tidak merata. Operasi refraktif seperti LASIK juga dapat memperbaiki bentuk kornea.
Perbedaan Utama Antara Miopia, Hipermetropia, dan Astigmatisme
Fokus Cahaya:
- Miopia: Cahaya difokuskan di depan retina.
- Hipermetropia: Cahaya difokuskan di belakang retina.
- Astigmatisme: Cahaya tersebar dan tidak terfokus dengan baik di retina.