Dalam Dunia Karir, Gelar Sarjana itu Penting atau Enggak ya?

Rabu 29-05-2024,13:59 WIB
Reporter : Dimas Satriyo
Editor : Dimas Satriyo

JAKARTA,RADARPENA.CO.ID - Pernyataan kontroversial dari Pelaksana Tugas Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Prof. Tjitjik Srie Tjahjandarie, yang menyatakan bahwa kuliah tidak wajib, telah menimbulkan berbagai reaksi di kalangan masyarakat. 

Pada Rabu, 15 Mei 2024, Prof. Tjitjik menjelaskan bahwa pendidikan tinggi bersifat tersier dan bukan termasuk dalam program wajib belajar. 

Menurutnya, tidak semua lulusan SMA atau SMK harus melanjutkan ke perguruan tinggi, karena pendidikan tinggi adalah pilihan untuk mereka yang ingin mengembangkan diri lebih lanjut.

BACA JUGA:Bahaya untuk Kesehatan Fungsi Ginjal, 7 Minuman ini Tidak Baik Dikonsumsi Secara Rutin!

Realitas dunia kerja di Indonesia memperlihatkan kontradiksi yang signifikan. 

Banyak perusahaan menetapkan gelar sarjana sebagai prasyarat minimum dalam berbagai lowongan pekerjaan. 

Bahkan, lulusan sarjana pun seringkali masih menghadapi tantangan besar dalam menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka. 

Situasi ini menimbulkan dilema bagi para lulusan SMA atau SMK yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. 

Jika lulusan sarjana saja masih banyak yang menganggur, bagaimana nasib mereka yang hanya memiliki ijazah SMA atau SMK?

BACA JUGA:Profil Universitas Jambi (UNJA) - Sejarah, Visi Misi hingga Fakultas

Dengan memahami dinamika ini, penting untuk mengevaluasi kembali kebijakan dan pernyataan Kemendikbudristek dalam konteks realitas pasar kerja. 

Meskipun kuliah tidak wajib, kebutuhan akan gelar sarjana dalam dunia kerja tidak dapat diabaikan.

 

Realitas Perbandingan Pendidikan dan Pasar Kerja di Indonesia

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2023 mencapai 5,45%. 

Kategori :