Penggunaan vape dalam jangka panjang dapat meningkatkan kadar plasma nikotin secara signifikan hanya dalam lima menit, menimbulkan efek kesenangan sementara di otak, yang membuat seseorang menjadi ketagihan atau ketergantungan, mempengaruhi perkembangan otak pada remaja dan anak-anak, dan meningkatkan risiko penyakit pernapasan seperti bronkitis kronis dan emfisema.
BACA JUGA:
- Tips Ini Sangat Efektif Membantu Untuk Kamu Yang Ingin Berhenti Merokok
- Kota Bandung Raih Penghargaan Kawasan Tanpa Rokok dari Kemenkes
Berikut beberapa temuan ilmiah terkait dampak vape yaitu peningkatan kadar plasma karbon monoksida dan frekuensi nadi secara signifikan, yang dapat mengganggu kesehatan kardiovaskular, efek akut pada paru-paru, serupa dengan rokok konvensional.
Tak kalah penting vape menimbulkan potensi mendorong budaya merokok pada anak dan remaja, yang menjadi perhatian serius kesehatan masyarakat. Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan kepada seluruh negara di dunia untuk melarang penggunaan vape pada kelompok rentan ini, termasuk anak, remaja, ibu hamil, dan wanita usia produktif.
Berdasarkan bukti ilmiah yang ada, vape tidak dapat direkomendasikan sebagai alternatif yang aman untuk rokok konvensional. Mengingat potensi bahayanya, pilihan terbaik adalah menghindari vape dan rokok sama sekali.
Upaya edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang bahaya vape perlu terus dilakukan. Di sisi lain, langkah-langkah regulasi dan penegakan aturan yang tegas juga diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat, terutama kelompok rentan seperti anak-anak dan remaja.(YE)