Vape: Benarkah Lebih Aman Dibanding Rokok Konvensional?

Selasa 19-03-2024,07:30 WIB
Reporter : Reza Fahlevi
Editor : Dimas Satriyo

Dilansir dari American Cancer Society, berikut beberapa zat yang terkandung dalam uap vape:

  • Nikotin: Zat adiktif yang dapat meningkatkan risiko kanker, penyakit jantung, dan stroke.
  • Volatile organic compounds (VOC): Kelompok senyawa kimia yang dapat mengiritasi mata, hidung, dan tenggorokan, serta berpotensi menyebabkan kerusakan paru-paru.
  • Bahan kimia perasa: Berbagai bahan kimia yang ditambahkan untuk memberikan rasa pada vape, beberapa di antaranya dapat beracun dan berpotensi karsinogenik.
  • Formaldehida: Zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker paru-paru dan masalah pernapasan lainnya.

Vape, atau rokok elektrik, digemari karena dianggap lebih 'sehat' dibandingkan rokok konvensional. Namun, di balik embel-embel tersebut, terdapat bahaya tersembunyi yang perlu diwaspadai.

Salah satu kekhawatiran utama terkait vape adalah ketidakpastian kandungannya.

Banyak produk vape tidak mencantumkan semua zat yang terkandung di dalamnya.

Hal ini mempersulit konsumen untuk mengetahui risiko kesehatan yang sebenarnya.

BACA JUGA:

Beberapa penelitian menemukan zat berbahaya yang tidak tercantum pada label produk.

Ketidakjelasan kandungan vape ini menimbulkan beberapa pertanyaan:

  • Apa saja zat yang tidak tercantum dalam label produk vape?
  • Apa efek jangka panjang dari menghirup zat-zat tersebut?
  • Seberapa amankah vape dibandingkan rokok konvensional?

Tanpa informasi yang lengkap dan akurat, sulit untuk memberikan jawaban pasti.

Banyak orang tergoda vape karena dianggap lebih 'sehat' dibandingkan rokok konvensional. Namun, anggapan ini keliru dan dapat membahayakan kesehatan.

Ancaman Nyata Rokok dan Vape bagi Tubuh

Berbeda dengan rokok konvensional yang efeknya baru terasa setelah bertahun-tahun, vape dapat menunjukkan dampak negatifnya dalam waktu yang jauh lebih singkat.

BACA JUGA:

Berdasarkan laporan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC):

Vape dapat menyebabkan kejang dan kerusakan paru serius hanya setelah satu tahun penggunaan, bahkan kurang.

Penelitian terhadap rokok elektrik menunjukkan:

  1. Vape mengandung nikotin yang adiktif dan dapat meningkatkan risiko kanker, penyakit jantung, dan stroke.
  2. Vape mengandung bahan kimia berbahaya seperti propilen glikol, gliserin nabati, dan perasa yang dapat mengiritasi paru-paru.
  3. Vape dapat memperparah asma dan alergi.
  4. Vape dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
  5. Vape dapat membahayakan kesehatan janin pada ibu hamil.
  6. Vape atau rokok elektrik sering dipromosikan sebagai alternatif yang lebih 'sehat' dibandingkan rokok konvensional. Namun, di balik asapnya yang menipu, vape menyimpan bahaya tersembunyi yang perlu diwaspadai seperti Tobacco Specific Nitrosamines (TSNA),Diethylene Glycol (DEG),dan Karbon monoksida.
Kategori :