Litbang Kompas mengungkap para kelompok pemilih bimbang umumnya adalah mereka yang tidak memiliki ikatan ideologis maupun emosional dengan capres maupun cawapres tertentu.
Kelompok ini umumnya diidentifikasi sebagai pemilih Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019, dan sebagian lagi merupakan kelompok yang tidak menggunakan haknya atau merahasiakan pilihannya.
Dedi pun menyinggung soal pelaksanaan debat Pilkada DKI 2017 yang menurutnya cukup berdampak pada bergesernya suara para pemilih.
"Terjadi perubahan pola pemilih pasca debat kandidat, jadi kalau ini dijadikan sebagai acuan maka perubahan atau dampak terhadap debat itu menjadi signifikan," ucap dia.
BACA JUGA:
- Debat Capres - Cawapres KPU RI Selasa 12 Desember Dibagi 6 Segmen, Ini Susunan Acaranya
- Debat Capres - Cawapres Akan Berdurasi 2 Jam, Jadwalnya Mulai Selasa 12 Desember
Prabowo-Gibran Bakal Blunder
Menurut Dedi debat Pilpres juga bisa menjadi blunder bagi pasangan Prabowo-Gibran jika penampilan nomor urut 2 itu tak sesuai ekspektasi para pemilihnya.
"Debat kandidat justru menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan, kenapa, karena jangan-jangan pasca debat pemilih yang tadinya sudah menentukan pilihan kepada mereka, karena ada satu atau dua hal yang kekeliruan atau hal yang tidak memuaskan bagi publik maka pemilih mereka bisa berkurang," ujarnya.
Karenanya, menurut Dedi, ketiga pasangan harus benar-benar mempersiapkan debat perdana nanti secara matang.
Meskipun, konsumen acara debat Pilpres itu adalah para pemilih menengah ke atas.
"Tapi kalau dilihat dari potensi suara yang cukup signifikan, artinya menambah elektabilitas dari kelompok yang tidak dominan ini penting," kata Dedi.
BACA JUGA:
- KPU Tetapkan 2 Orang Moderator Debat Capres-Cawapres Putaran Pertama, Ini dia Sepak Terjang Keduanya
- 11 Panelis Debat Capres Putaran Pertama Diumumkan KPU, Ada Pakar dan Guru Besar, Berikut Daftarnya
Terpisah, peneliti politik BRIN Wasisto Jati menyampaikan pengaruh debat Pilpres terhadap suara atau elektabilitas paslon, tergantung dari bagaimana debat berjalan.
Terutama, bagi pemilih kategori menengah ke atas.
"Artinya kalaupun nanti debat yang dihasilkan itu konstruktif maka akan menarik minat dari pemilih, terutama menengah atas untuk bisa mengevaluasi capaian dari ekspektasi terhadap calon tertentu," ucap Wasisto.
Wasisto menyebut pelaksanaan debat ini tak akan terlalu berdampak signifikan pada elektabilitas maupun raihan suara paslon.
Sebab, tak semua kalangan pemilih akan menyimak acara debat tersebut.