Jakarta,radarpena.co.id - Unit angkatan udara di masa modern memiliki kewajiban pemahaman baru mengenai armada tanpa awak yaitu drone.
Kemampuan pertempuran udara menggunakan drone menjadi kemampuan wajib untuk angkatan udara di masa depan.
Dalam teknologi militer satu ini, China juga memiliki berbagai drone canggih untuk angkatan bersenjata mereka.
Dalam laporan Laporan bertema "Military and Security Developments Involving the People's Republic of China" yang sempat dipublikasi Kementerian Pertahanan AS, Kamis 19 Oktober 2023, kemampuan pesawat nirawak milik Angkatan Udara China (PLAAF) juga menjadi sorotan, selain perkembangan jet tempur mereka.
Laporan tersebut mengungkap bahwa PLAAF telah melakukan modernisasi secara komprehensif terhadap armada drone mereka.
Di dalam laporan tersebut pun tertulis bahwa China melanjutkan modernisasi secara komprehensif terhadap seluruh drone mereka, hal ini terlihat dalam tiga tahun terakhir.
BACA JUGA:
- China Tidak Bisa Tinggal Diam Melihat Rakyat Sipil Di Gaza Jadi Korban Perang,Harus Segera Damai!
- Perang Dingin Rusia vs Amerika di Pertemuan KTT ASEAN Hari Ini
Modernisasi drone PLAAF dapat dilihat dengan munculnya drone PLAAF yang sudah menggunakan pendorong jet.
Drone yang dimaksud adalah Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Xianglong.
Selain itu, laporan ini juga mengindikasikan bahwa PLAAF sudah memiliki kemampuan tempur udara tanpa awak.
Kemampuan ini dapat dicapai dengan beroperasinya Unmanned Combat Aerial Vehicle(UCAV) WZ-8 yang diklaim memiliki kecepatan supersonik.
Selain WZ-8, China juga mengoperasikan drone tempur yang memiliki kemampuan mirip dengan WZ-8 yaitu GJ-11 yang dirancang untuk mampu lepas landas dari kapal serbu amfibi Tipe 075 milik Angkatan Laut PLA (PLAN).
Kedua drone tersebut memiliki kemampuan siluman dan mampu menjalani pertempuran elektronika.
Selain itu, keduanya sudah dibekali rudal berpemandu presisi.
Selain drone tempur, kemampuan drone China juga dapat dilihat pada Armada Udara PLAN (PLAN Aviation).