RADARPENA.CO.ID-Inflasi selalu terjadi setiap satu bulan sekali, sesuai angka yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
Khusus di Bengkulu periode September mengalami inflasi sebesar 0,23 persen sedikit saja lebih besar dari rerata inflasi nasional.
Diketahui periode September inflasi rerata nasional berada di angka 0, 12 persen, meski naik tipis dari nasional, inflasi tergolong sangat terkendali dan stabil.
Inflasi adalah gejolak harga. Dalam inflasi diartikan dan ditandai dengan naiknya sejumlah harga bahan pokok.
BACA JUGA:
- Lantik Penjabat TP PKK Kota Bengkulu, Derta Rohidin Berpesan Lanjutkan 10 Program Pokok PKK
- Warna Merah Berornamen Logam Keemasan, Ciri Khas Pakaian Adat Provinsi Bengkulu
Komoditas beras yang sempat mengalami sedikit kenaikan menjadi penyumbang inflasi tertinggi dengan share 0,55 persen.
Selanjutnya disusul komoditas rokok kretek filter dengan share 0,41 persen.
Berikut nama 10 nama komoditas penyumbang inflasi September 2023
- Beras share 0,55 persen
- Rokok Filter share 0,41 persen
- Pemeliharaan/service share 0,14 persen
- Mobil share 0,12 persen
- Angkutan udara share 0,11 persen
- Bahan Bakar rumah tangga share 0,09 persen
- Rokok putih share 0,08 persen
- Sepeda motor share 0,08 persen
- Pasir share 0,09 persen
- Mie share 0,06 persen
Dari 10 Komoditas penyumbang inflasi terbesar komoditas rokok sejak satu tahun terakhir, selalu berada di posisi 3 besar.
Ini menunjukkan jual-beli rokok cukup tinggi di Tanah Air, Kegemaran masyarakat Indonesia kepada rokok, masih besar.
BACA JUGA:
- Tingkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri, Capaian Kepesertaan JKN di Bengkulu 98,02 Persen
- Gubernur Rohidin Ajak Masyarakat Bengkulu Sukseskan Pendataan Lengkap Koperasi dan UMKM 2023
Bahkan dibeberapa daerah tertentu, terdapat ungkapan yang lucu, terkait dengan rokok. Bila seorang petani akan ke sawah, mereka tertinggal bekal, namun rokok tetap ada, maka tak akan pulang untuk menjemput bekal, tapi jika yang tertinggal adalah rokok maka si petani bisa dipastikan pulang terlebih dahulu untuk mengambilnya.
Ungkapan ini hanya sekadar lelucon untuk menggambarkan ketergantungan seseorang kepada rokok cukup dominan.
Meski himbauan untuk mengurangi rokok atau tidak merokok sama sekali dirasakan sudah cukup banyak disampaikan melalui berbagai macam media.
Ada inflasi, tentu juga ada deflasi, yang berarti terjadinya penurunan harga-harga komoditas yang mampu menekan inflasi tidak melonjak.