BACA JUGA:
- Polusi Udara Mengacam, Jaga Kesehatan Paru-paru Anda dengan Konsumsi 10 Jenis Buah-buahan Ini
- Polusi Udara Memburuk, Pemprov DKI Jakarta Terapkan WFH 50 Persen Bagi ASN
- Membersihkan Paru-paru dari Polusi Udara: Pentingnya Perawatan Kesehatan Respiratori
Pengaruh Pencemaran Udara Terhadap ISPA
Badan PBB, UNISEF, sudah pernah melakukan penelitian terhadap pengaruh pencemaran udara terhadap ISPA, dan hasilnya adalah diperkirakan 600.000 anak meninggal setiap tahunnya karena pneumonia dan penyakit pernapasan lainnya. Polusi atau pencemaran udara adalah salah satu faktor penyebab terbesarnya.
Pengurus pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dokter spesialis anak Darmawan B. Setyanto mengatakan, ISPA adalah salah satu pembunuh anak-anak. Polusi udara berupa partikel renik masuk lewat saluran udara dan merusak mekanisme pertahanan tubuh. Hal ini mengakibatkan SIPA lebih mudah menyerang dan menjadi sangat berbahaya.
Darmawan mengungkapkan pencemaran udara memfasilitasi terjadinya ISPA, pneumonia oleh kuman.
Dokter Darmawan manambahkan, tiap tahun sekitar 2,2 juta orang meninggal karena sumbangan polusi udara ini.
Solusi Menghindari Dampak Pencemaran Udara pada Anak
Dokter Spesialis Anak Darmawan B. Setyanto, RSCM, mengatakan,"Kita harus bertindak dari hulu, bukan ada korban dulu baru mengambil tindakan".
Dokter Darmawan membagikan beberapa tipa kepada orang tua untuk mengurangi risiko anak terpapar pencemaran udara:
- membatasi kegiatan di luar rumah terutama untuk anak-anak dan lansia
- tetap memakai masker apabila harus keluar rumah
- saat polusi udara tinggi, hindari aktivitas fisik
- menambah menu makanan sehat dan buah-buahan untuk meningkatkan imunitas
- meletakkan tanaman di dalam rumah untuk revitalisasi udara
- perbanyak minum air putih, berguna untuk membias racun dalam tubuh
- gunakan gorden tebal
- kurangi membakar sampah
Respon Pemerintah
Pemerintah dan lembaga terkait memprioritaskan pembenahan sumber-sumber pencemaran udara.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dokter Siti Nadia Tarmizi.
Dokter Nadia mengatakan, sejauh ini Kemenkes sudah membenttuk komite respirologi dan dampak polusi udara bagi kesehatan.
Adapun perencanaan strategisnya adalah upaya deteksi, penurunan risiko kesehatan, dan adaptasi terhadap pencemaran udara. Hal ini diharapkan akan menguarangi risiko dampak penemaran udara.
Pemerintah mangatakan menurunnya kualitas udara di Jakarta disebabkan oleh tingkat gas buang kendaraan, pembakaran dan aktivitas industri yang tidak ramah lingkungan.***