Jejak Emas Iwan Fals, Suara Rakyat yang Menggema dalam Sejarah Musik Indonesia

Iwan Fals/ilustrasi-ilustrasi-berbagai sumber
Kesuksesan Bersama Musica Studio
Puncak karier Iwan Fals dimulai ketika ia bergabung dengan Musica Studio. Album "Sarjana Muda" menjadi titik baliknya, dengan musik yang lebih serius dan aransemen oleh Willy Soemantri.
Meski namanya mulai dikenal, ia masih tetap mengamen hingga kelahiran anak keduanya, Annisa Cikal Rambu Basae, pada 1985. Sejak saat itu, ia mulai sering tampil di televisi, terutama setelah lagu "Oemar Bakri" ditayangkan di TVRI pada 1987.
Lirik Kritis dan Hambatan Orde Baru
Iwan Fals dikenal sebagai musisi yang kritis terhadap kondisi sosial dan politik di Indonesia. Lirik-lirik lagunya yang tajam membuatnya sering mengalami hambatan dari pihak keamanan di era Orde Baru.
Beberapa konsernya dibatalkan secara mendadak, termasuk rencana tur 100 kota yang digagas oleh Sofyan Ali. Tur ini gagal karena kepolisian mencabut izin konser secara tiba-tiba.
Namun, keterbatasan ini tidak membuatnya berhenti berkarya. Ia bergabung dengan komunitas Bengkel Teater WS Rendra, yang menjadi wadah bagi ekspresi seni dan pemikiran kritisnya. Dari komunitas ini lahir grup musik Swami, yang melahirkan lagu-lagu fenomenal seperti "Bento" dan "Bongkar".
Pada tahun 1990, Iwan Fals semakin mengukuhkan posisinya di industri musik dengan proyek "Kantata Takwa" bersama WS Rendra, Setiawan Djody, Jocky Suryo Prayogo, Donny Fatah, Inisisri, dan Sawung Djabo. Album "Kantata Takwa" menjadi simbol perlawanan dan suara rakyat yang diperjuangkan melalui musik.
- BACA JUGA:Ini Pesan Terakhir Jerry Yan 'Daoming Si' untuk Lepas Kepergian Barbie Hsu 'Shancai'
- BACA JUGA:Kronologi Barbie HSU, Pemeran Shancai 'Meteor Garden' Meninggal Dunia di Usia 48 Tahun
- Perjalanan Pribadi dan Kehidupan Keluarga
Di balik sosoknya sebagai musisi, Iwan Fals juga memiliki kehidupan pribadi yang penuh warna. Ia menikah dengan Rosana atau yang akrab disapa Mbak Yos.
Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai tiga anak: Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Raya Rambu Rabbani. Nama "Rambu" selalu ada dalam setiap nama anaknya, yang berarti "tanda atau petunjuk".
Tragedi besar dalam hidup Iwan Fals terjadi pada 25 April 1997, ketika putra sulungnya, Galang Rambu Anarki, meninggal dunia. Kepergian Galang membuat Iwan sempat menghilang dari dunia musik.
Namun, pada tahun 2002, ia kembali dengan album "Suara Hati", yang mencerminkan perjalanan emosionalnya dalam menghadapi kehilangan. Lagu "Hadapi Saja" dalam album ini didedikasikan untuk mengenang Galang, dengan Mbak Yos turut menyumbangkan suaranya.
Metamorfosis dan Pengaruh Iwan Fals
Selama lebih dari empat dekade berkarier, Iwan Fals mengalami berbagai perubahan dalam gaya bermusik dan tema lagu-lagunya.
Dari lagu-lagu kritik sosial, humor, hingga tema cinta dan spiritualitas, ia terus berkembang tanpa kehilangan identitasnya. Karya-karyanya mencerminkan perjalanan panjang yang penuh dengan perlawanan, humanisme, patriotisme, humor, romantisme, hingga filosofi hidup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: