Penyesalan Terdalam, Rumah pernah Ditawar Rp3,6 M Ditolak sekarang Malah Lewat Terowongan

Rumah paku di Cina--
Radarpena.co.id, Jakarta - Huang Ping kini hanya bisa menyesali keputusannya ketika menolak tawaran untuk menjual rumahnya yang akan terlewati proyek tol di Jinxi, China.
Padahal saat itu ia ditawari uang relokasi setara Rp 3,6 miliar dari pemerintah setempat. Alhasil, proyek tol tetap berjalan dan kini rumah Huang berada di tengah-tengah jalan tol.
Dikutip dari sebuah media online, jalan tol tersebut bukan sejajar dengan halaman rumah, melainkan sejajar dengan atap rumahnya. Jika dilihat dari atas, rumah Huang seperti masuk ke dalam lubang jalan tol tersebut
Dilansir Daily Mail, jalan tol tersebut masih dalam tahap pembangunan saat ini. Jalan tol tersebut menjadi bercabang saat melewati rumah Huang. Di pinggiran 'lubang' rumah tersebut diberi pagar pembatas agar kendaraan dan properti tersebut tetap aman. Di pinggiran 'lubang' dibuat dinding dinding penahan yang berundak seperti tangga.
BACA JUGA:Buaya Masuk Ruang Tamu Rumah Warga Babelan Saat Banjir, BPBD Kabupaten Bekasi: Hoaks, Postingan 2022
Pemandangan rumah di tengah jalan tol ini sudah umum di China. Mereka menyebut rumah-rumah ini sebagai dingzhiu atau rumah paku. Bangunan ini sering dianggap sebagai representasi perjuangan antara individu dan penguasa atau gambaran konflik antara tradisi dan kemajuan di China.
Selama pembangunan jalan tol, Huang mengaku tidak berada di rumahnya. Ia tinggal bersama anaknya di kota lain. Ia kembali ke rumah setelah pengerjaan jalan tol selesai setiap harinya.
BACA JUGA:Video Tanggul Laut di Indramayu Jebol, Ratusan Rumah Terendam Banjir Rob
Jangan tanya, bagaimana cara masuk ke rumahnya karena jika dilihat dari atas pun tidak mungkin Huang menyebrangi jalan tol. Pihak kontraktor jalan tol menyediakan jalan pintas di bawah jalan seperti terowongan sederhana yang hanya bisa dilewati oleh orang.
Huang mengaku menyesal tidak menerima tawaran uang ganti rugi relokasi sebesar 180.000 yuan atau setara dengan Rp 3,6 miliar (Kurs Rp 20.187) dari pemerintah.
Sekarang rumahnya tidak lagi nyaman ditempati. Ia tidak dapat membuka jendela dan pintu terlalu lama karena banyak debu beterbangan dan jika jalan tol sudah dibuka, ia harus membiasakan diri dengan getaran setiap kendaraan lewat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: