Gaji dan Tunjangan Belum Dibayar, Buruh Indofarma Ngadu ke Presiden Prabowo

Gaji dan Tunjangan Belum Dibayar, Buruh Indofarma Ngadu ke Presiden Prabowo

Sejumlah buruh PT Indofarma menggeruduk kediaman Presiden Prabowo Subianto pada Sabtu, 2 November 2024--istimewa

Keluhan buruh PT Indofarma Group padahal telah disampaikan ke DPR hingga pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan dan juga Kementerian BUMN.

"Namun, hingga kini tuntutan para buruh Indofarma belum juga direalisasikan," katanya.

BACA JUGA:

Meida Wati berharap agar Presiden Prabowo Subianto mampu meralisasikan tuntutan para buruh Indofarma.

"Kami berharap Presiden Prabowo mampu menjawab keluhan-keluhan para buruh Indofarma," pungkasnya.

Sebelum meninggalkan lokasi aksi, para buruh PT Indofarma memberikan surat tuntutan dan keluhan untuk Presiden Prabowo. Surat diserahkan perwakilan buruh kepada Staff di depan padepokan Garuda Yaksa Hambalang.

Sekilas PT Indofarma Pabrik Obat-Obatan Terbesar yang Merugi

Sekilas PT Indofarma Tbk dan anak perusahaan PT Indofarma Global Medika yang juga merupakan bagian dari Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero). 

PT Indofarma Tbk, yang selama ini merupakan salah satu perusahan produsen obat esensial terbesar se Asia Tenggara dan berumur sudah hampir 106 tahun. 

Sesuai dengan PP Nomor 20 Tahun 1981 Tentang Pendirian Perusahaan Umum (Perum) Indonesia Farma yang bertujuan Tujuan Perusahaan adalah menyelenggarakan kemanfaatan umum dalam bidang pengadaan produk farmasi dengan mengutamakan kebutuhan rakyat, sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah.

Di dalam penugasannya selama ini Indofarma Group telah berkontribusi dalam penyediaan obat-obatan murah dan terjangkau bagi rakyat Indonesia serta mendukung program-program pemerintah khususnya dari kementerian kesehatan Republik Indonesia. (penugasan dan fungsi yang diatur didalam peraturan pemerintah).

Perjalanan yang cukup panjang Indofarma Group seharusnya bisa terus berkembang maju, namun nyatanya berbanding terbalik dengan kondisi perusahaan saat ini yang kinerjanya terus mengalami penurunan. 

Dalam 2 (dua) tahun berturut-turut perusahaan terus mengalami kerugian, hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan perusahan dari tahun 2021-2022. Kerugian tersebut disebabkan adanya praktik yang tidak GCG (Good Coorporate Governance). 

Kerugian tersebut berdampak bagi kesejahteraan karyawan yang mengakibatkan perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya kepada karyawan/mengalami penundaan pembayaran. 

Saat ini terdapat + 1.100 karyawan yang hidupnya bergantung pada Indofarma Group. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: