Pengguna Layanan Paylater Didominasi Gen-Z dan Milenial, Praktis Namun Tidak Disarankan?
Ilustrasi Pembayaran BNPL--
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Metode pembayaran sistem beli sekarang bayar nanti atau buy now pay later (BNPL) di Indonesia kini menjadi sistem pembayaran yang sangat diminati oleh kalangan Generasi Z (Gen Z) dan Milenial.
Kedua kelompok ini diketahui merupakan penyumbang terbesar sistem pembayaran paylater ini.
Dilansir dari data PT Pefindo Biro Kredit (IdScore), pengguna sistem pembayaran paylater di Indonesia sudah mencapai sekitar 1,62 juta debitur per-bulannya.
Dalam data tersebut, disebutkan bahwa 48,06 persen di antaranya berusia kurang dari 20 tahun hingga 30 tahun, dan 29,3 persen sisanya berusia sekitar kurang dari 30 tahun hingga 40 tahun.
Menurut keterangan sejumlah Gen-Z dan Milenial, sistem pembayaran paylater dinilai sebagai sistem yang praktis dalam membantu mereka untuk mendapatkan barang yang mereka mau dengan cara mencicil.
Hal ini diungkapkan oleh salah seorang mahasiswa bernama Riska, yang beberapa kali menggunakan sistem pembayaran paylater dari platform e-commerce Shopee.
BACA JUGA:
- Terima Banyak Keluhan Konsumen, OJK Minta SPaylater Benahi Prosedur Penagihan
- Bukan Cuma Denda, Inilah 6 Akibat Telat Bayar Shopee PayLater dan Kredivo
"Kalau beli barang yang harganya ratusan ribu lebih kan kadang susah nyari uangnya, apalagi kalo barangnya penting kayak buku untuk kelas kan. Kalo pake Shopee Paylater kan bayarnya bisa dicicil, jadi saya ada waktu buat ngumpulin uangnya," jelas Riska saat dihubungi oleh Disway pada Sabtu 7 Agustus 2024.
Kendati begitu, Riska juga menyarankan kepada para Gen-Z atau Milenial di sana untuk tidak terlalu sering menggunakan layanan Paylater. Menurut Riska, sistem Paylater jika digunakan terlalu sering nantinya malah akan menjadi sumber hutang.
"Ya emang gampang pake itu, tapi kalo apa-apa pake Paylater terus ya apa nggak numpuk cicilan kita? Satu udah kebayar, nanti malah harus bayar yang lain lagi," pungkas Riska.
"Jadi Paylater memang seharusnya dipake untuk barang-barang yang penting aja," lanjutnya.
Sementara itu, masifnya penggunaan sistem Paylater ini juga menyebabkan kredit macet atau NPL-nya pun ikut terkerek. Pada semester I-2024, pengguna dengan kolektabilitas (KOL) 5 pay later tercatat sebesar Rp 1,42 triliun.
(Bianca Khairunnisa).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: