Pemerintah Tolak Beri Insentif Kendaraan untuk Mobil Hybrid, Begini Alasannya
Mobil Hybrid Wuling Almaz Hybrid-Disway.Id/Bianca Khairunnisa -
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Walaupun sudah mendapat dorongan dari banyak pihak, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto menegaskan bahwa tidak akan ada pemberian insentif fiskal untuk kendaraan hybrid, ataupun penambahan kebijakan baru untuk sektor otomotif pada tahun 2024 ini.
Menurut Menko Airlangga, hal ini disebabkan karena tingkat penjualan kendaraan hybrid, seperti mobil, sudah 2 kali lipat jumlahnya dari mobil BEV atau mobil listrik.
Selain itu, ia juga menganggap bahwa produksi mobil hybrid sudah mampu berjalan sesuai dengan mekanisme yang ada saat ini.
"Tidak ada kebijakan tambahan lain. Kalau kita lihat, jumlah mobil hybrid sekarang, jumlahnya sudah dua kali melebihi mobil listrik. Jadi sebetulnya produk hybrid sekarang sudah berjalan sesuai dengan mekanisme yang ada," Jelas Menko Airlangga dalam keterangan tertulis resminya pada Kamis 8 Agustus 2024.
Menanggapi pernyataan Menko Airlangga tersebut, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Bob Azam, pemberian insentif seharusnya dapat menjadi alat untuk mendorong investsi baru di Indonesia.
Dalam hal ini, ia mencontohkan pemberian diskon PPnBM selama pandemi Covid-19, yang terbukti mampu meningkatkan minat masyarakat untuk membeli mobil.
BACA JUGA:
- Review Hyundai Stargazer 2024, Berlimpah Fitur Canggih dengan Kabin yang Luas
- Hyundai Luncurkan All New Kona Electric Baru di Indonesia, Segini Bocoran Harganya
"Waktu Covid kita kasih diskon PPnBM, pendapatan Pemerintah malah naik. Jadi sebenarnya Pemerintah tidak usah khawatir akan terjadi penurunan income," Ujar Bob dalam keterangan tertulisnya pada Kamis 8 Agustus 2024.
Melansir dari data Gaikindo, sektor otomotif Indonesia telah mencatatkan angka pengiriman dari pabrik ke diler atau penjualan wholesales HEV hingga 24.066 unit selama periode Semester Pertama, yaitu pada Januari hingga Juni 2024.
Angka ini kalau dibandingkan periode sama 2023, terjadi kenaikan 46,08 persen. Produk anyar menjadi pemicu peningkatan minat masyarakat atau penyerapan pasar.
Kemudian bila melihat hasil penjualan mobil listrik murni (BEV) dalam semester 1 2024 secara wholesales. Akumulasi penjualan mencapai 11.944 unit dan hasilnya melonjak drastis hingga 104,1 persen.
Data inilah yang dijadikan salah satu pertimbangan tidak ada kebijakan terbaru untuk mengeluarkan insentif bagi kendaraan hybrid (HEV).
(Bianca Khairunnisa).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: