Buntut Pusat Data Nasional Diserang, Data Penerima Beasiswa Kemendikbud Hilang, Ini Pejelasan Kominfo
Diduga Data penerima beasiswa Kemendikbud hilang akibat serangan siber di pusat data nasional--
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 dapat serangan siber. Buntutnya menyasar sejumlah data di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Sejumlah laman dan data penerima beasiswa tidak dapat diakses. Tak heran bila potensi hilangnya data penerima beasiswa sangat besar.
Pada Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menkominfo dan Kepala BSSN, Kamis, 27 Juni 2024, Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mempertanyakan nasib data Kemdikbudristek yang ikut terdampak.
Terlebih, diketahui Kemdikbud telah beberapa kali mengajukan permintaan backup data penerima beasiswa.
BACA JUGA:
- Data yang Terkena Ransomware Tidak Bisa Kembali Tapi Pemerintah Ogah Bayar Tebusan, Kudu Piye?
- Ngeri! Dampak Serang Siber ke Pusat Data Nasional Sasar 210 Instansi Pusat dan Daerah
“Apakah betul pernah ada permintaan backup dari Kemendikbud untuk data-data KIP atau beasiswa anak sekolah? Karena rupanya kalau ada backup ini kuasa anggarannya dari Kominfo," tanya Meutya.
Lebih lanjut, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan membenarkan adanya permintaan tersebut.
“Ada enam permintaan dari anggal 17 Desember tahun lalu dan semua dipenuhi. Jadi tidak ada yang tidak dipenuhi," balasnya.
Dengan begitu, ia pun memastikan bahwa data tersebut dapat dipulihkan kembali. Meutya lantas memastikan hal ini ke pihak Telkom Sigma selaku pengelola server PDNS 2.
Senada dengan Kominfo, Direktur Delivery & Operation Telkom Sigma I Wayan Sukerta mengatakan bahwa data Kemdikbud telah dibackup dan dalam proses pemulihan.
BACA JUGA:
- Pusat Data Nasional Indonesia Jebol oleh Ransomware, Pelaku Minta Tebusan Miliaran Rupiah
- Selain Pusat Data Nasional, Inafis Juga Jadi Target Hacker Polri Langsung Turun Tangan
“Kalau kita lihat untuk Kemendikbud memang di proses restore (pemulihan), yang kita lakukan itu datanya ada jadi saat ini masuk dalam proses restore," terangnya.
Sukerta menambahkan, pihaknya akan melakukan sejumlah proses untuk mengamankan data setelah pemulihan dilakukan.
“Data yang di-restore itu, kami lakukan prosedur: mengecek apakah data ini terinfeksi (virus ramsomware) atau tidak. Dan jika nanti ternyata tidak terinfeksi, kami lakukan dengan proses berikutnya untuk melakukan penguatan juga hardening beberapa prosedur security supaya pada saat dinaikkan kembali aman," paparnya.(zahro)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: