BSI Harus Perbaiki Citra Jika Tak Ingin Ditinggal Nasabah, Pasca-Penarikan Dana Triliunan Milik Muhammadiyah
Bank Syariah Indonesia (BSI) --Antara
Posisi perdagangan saham BSI pernah berakhir di zona merah.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut ada beberapa alasan terjadi sentimen masyarakat terhadap BSI usai penarikan dana oleh PP Muhammadiyah.
Salah satunya nama Muhammadiyah cukup berpengaruh di pandangan publik.
Selain itu, Ibrahim juga menyebut polemik kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) belakangan ini yang ikut menyulut sentimen masyarakat.
Dicontohkannya soal kebijakan yang banyak diprotes masyarakat seperti Ibu Kota Nusantara (IKN) dan PP Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).
BACA JUGA:
“Karena dipolitisasi, sehingga gonjang-ganjing terjadi terhadap saham emiten BSI,” kata dia.
Namun, dia menilai sentimen dan perdagangan saham BSI di bursa efek tak akan berlangsung lama.
“Kami optimis penurunan saham di bursa efek ini bersifat sesaat,” katanya dikutip Tempo Rabu, 12 Juni 2024.
Perdagangan saham emiten berkode BRIS ini langsung turun 20 basis poin ke level Rp 2.260 per lembar usai PP Muhammadiyah resmi mengumumkan penarikan dana dari BSI pada Rabu, 5 Juni 2024.
Pelemahan terus berlanjut hingga akhir pekan lalu, Jumat, 7 Juni 2024, sahamnya ditutup di Rp 2.180 per lembar.
Padahal, pada awal pekan, BRIS mampu bertahan di zona hijau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: