Simak Kalender Jawa Lengkap dengan Weton Mei 2024, Bisa Jadi Penentu Hari Spesial

Simak Kalender Jawa Lengkap dengan Weton Mei 2024, Bisa Jadi Penentu Hari Spesial

Ilustrasi Kalender Jawa lengkap dengan wetonnya, bisa jadi penentu hari spesial.--Freepik

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Bagi masyarakat Jawa, Kalender Jawa biasanya dijadikan acuan untuk mengadakan pesta atau acara penting dan kegiatan lainnya.

Selain itu, Kalender Jawa juga biasa digunakan untuk hari baik yang digunakan dari kombinasi weton dan wuku.

Kalender Jawa juga biasa dijadikan panduan untuk mengenal dan mengetahui watak seseorang.

BACA JUGA:Jadwal Kalender BWF World Tour 2024, Indonesia Open Super 1000 Mulai 4-9 Juni 2024

BACA JUGA:8 Weton yang Akan Beruntung di Tahun 2024 Menurut Kalender Jawa

Sebagai pengingat, Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh Kesultanan Mataram dan berbagai kerajaan pecahannya serta daerah yang mendapat pengaruhnya.

Penanggalan ini memadukan sistem penanggalan Islam, sistem Penanggalan Hindu, dan sedikit penanggalan Julian yang merupakan bagian budaya Barat.

Sistem kalender Jawa memakai dua siklus hari yakni siklus mingguan yang terdiri dari tujuh hari (Ahad sampai Sabtu, saptawara) dan siklus pekan pancawara yang terdiri dari lima hari pasaran (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon). 

Pada tahun 1633 Masehi (1555 Saka), Sultan Agung dari Mataram berusaha keras menanamkan agama Islam di Jawa. 

Salah satu upayanya adalah mengeluarkan dekret yang mengganti penanggalan Saka yang berbasis perputaran matahari dengan sistem kalender kamariah atau lunar (berbasis perputaran bulan). 

Uniknya, angka tahun Saka tetap dipakai dan diteruskan, tidak menggunakan perhitungan dari tahun Hijriyah (saat itu 1043 H). 

Hal ini dilakukan demi asas kesinambungan, sehingga tahun saat itu yang adalah tahun 1555 Saka diteruskan menjadi tahun 1555 Jawa.

Dekrit Sultan Agung berlaku di seluruh wilayah Kesultanan Mataram, seperti di seluruh pulau Jawa dan Madura (kecuali Banten), Batavia (sekarang Jakarta) dan Banyuwangi (Balambangan). 

Pulau Bali dan Sumatra yang tidak mendapatkan pengaruh budaya Jawa, juga tidak ikut mengambil alih kalender karangan Sultan Agung ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: