Mengenal Lebih Dalam Tentang Wayang Sebagai Tradisi dan Identitas Asli Bangsa Indonesia

Mengenal Lebih Dalam Tentang Wayang Sebagai Tradisi dan Identitas Asli Bangsa Indonesia

Seni Wayang merupakan identitas asli Indonesia--

JAKARTA,RADARPENA.DISWAY.ID - Wayang adalah salah satu keanekaragaman budaya yang ada di Jawa. Hingga saat ini pertunjukan Wayang masih jadi favorit bagi masyarakat Jawa.

Wayang biasa ditampilkan dalam seni pertunjukan dengan alur cerita yang menarik. Biasanya kisah wayang dimulai dari cerita kehidupan sejak lahirnya manusia hingga kembali kepada sang pencipta.

 

Pengertian Wayang

Dikutip dari KBBI, wayang adalah boneka tiruan orang yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dalam pertunjukan drama tradisional (Bali, Jawa, Sunda, dan sebagainya), biasanya dimainkan oleh seorang yang disebut dalang.

Di sisi lain, wayang juga memiliki makna ayang-ayang (bayangan), karena yang dilihat adalah bayangan dalam kelir, bayangan yang diartikan sebagai angan-angan yang memiliki bentuk sesuai dengan apa yang dibayangkan. Misalnya tokoh atau orang baik digambarkan dengan badannya kurus, mata tajam dan sebagainya. Sedangkan mulut lebar, muka lebar dan seterusnya merupakan penggambaran tokoh atau orang jahat.

BACA JUGA:Peran Vital Sebastian Roche alias dr Braun Dalam Kesembuhan Hae In, Hingga Drakor Queen of Tears Episode 16

BACA JUGA:WiFi vs Hotspot, Mana yang Lebih Unggul soal Penggunaan Data?

 

Sejarah Wayang

Wayang merupakan pertunjukan wayang kulit klasik Jawa yang diketahui berkembang sejak sebelum abad ke-10. Wayang terkenal dengan pertunjukannya yang rumit dan diatur dan bentuk cerita kuno ini berasal dari pulau Jawa di Indonesia. Namun, sebenarnya banyak versi terkait sejarah wayang dan bagaimana wayang pertama kali menjadi tradisi pertunjukan di Indonesia.

Perkembangan seni ini secara luas terjadi selama periode Hindu-Buddha, terutama antara 800 dan 1500. Menurut mitos, seorang pangeran bernama Aji Saka membawa aspek budaya India ke Jawa.

Ritual panjang pembukaan pertunjukan wayang untuk merayakan kedatangannya di pulau itu. Yang mana, Aji Saka datang dengan membawa hanacaraka, abjad Jawa Sansekerta, yang kemudian dia bagi menjadi empat, menyebar seperempat ke masing-masing dari empat arah dan dengan demikian mentransmisikan melek huruf dan kemakmuran ke seluruh negeri. Bahasa puitis yang digunakan oleh dalang dalam lagu dan narasi wayang sudah dicampur dengan kata-kata berbasis Sansekerta.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: