Biden Bicara pada Netanyahu: Serangan ke Rafah adalah Kesalahan
Presiden AS Joe Biden (kanan) ingatkan Netanyahu (kiri) untuk tidak menyerang Rafah-Kolase : Radarpena-Foto: Politico
WASHINGTON, RADARPENA.CO.ID- Amerika Serikat (AS) memperingatkan Israel untuk tidak menggelar operasi serangan darat ke Rafah, Jalur Gaza, Palestina.
Hal itu disampaikan Presiden Joe Biden kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melalui sambungan telepon.
Biden menegaskan Israel tidak boleh mewujudkan rencana untuk melakukan operasi darat ke kota yang dipadati sekitar 1,5 juta pengungsi itu.
BACA JUGA:Donny Kesuma, Aktor Lawas Indonesia Meninggal Dunia Akibat Lemah Jantung
Mengingat dampak besar yang bisa ditimbulkan, termasuk citra Israel di mata internasional.
"Operasi darat besar-besaran di sana (Rafah) adalah kesalahan. Ini bisa menyebabkan lebih banyak kematian di kalangan warga sipil yang tidak bersalah, memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah mengerikan, memperdalam anarkistis di Gaza, serta semakin mengisolasi Israel secara internasional," kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, merangkum isi pernyataan Biden kepada Netanyahu seperti dilansir Anadolu, Selasa 19 Maret 2024.
Pada kesempatan itu Biden meminta Netanyahu untuk mengirim delegasi terdiri atas pejabat militer, intelijen, dan kemanusiaan ke Washington DC dalam beberapa hari mendatang.
BACA JUGA:Palestina Kecam Israel, Kelaparan Dijadikan Senjata
Pada kesempatan itu pejabat AS akan menyampaikan kekhawatiran mengenai rencana operasi darat Israel ke Rafah.
Biden juga memberi jaminan kepada Netanyahu bahwa AS bersama Israel untuk mengalahkan Hamas. Menurut Biden, Hamas bukan hanya musuh Israel tapi juga AS.
“Pada saat yang sama, saya yakin bahwa untuk mencapai tujuan tersebut anda perlu strategi yang sukses dan strategi itu tidak boleh melibatkan operasi militer besar-besaran yang membahayakan ribuan nyawa warga sipil tak berdosa dan Rafah. Ada cara lain yang lebih baik'," kata Sullivan, menirukan pernyataan Biden kepada Netanyahu.
Sementara itu Netanyahu setuju untuk mengirim tim untuk mendengarkan pandangan AS. Menurut Netanyahu, Israel menunda serangan ke Rafah sampai pertemuan tersebut berlangsung.
Serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga 18 Maret 2024 telah menewaskan 31.700 orang lebih, sebagian besar anak-anak dan perempuan. Selain itu lebih dari 73.700 lainnya terluka.
Lebih dari 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi dalam kondisi kekurangan makanan, air bersih. Serta akses kepada layanan kesehatan. Israel masih memblokade bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: