Fenomena Latah, Apakah Bisa Disembuhkan?

Fenomena Latah, Apakah Bisa Disembuhkan?

Fenomena menular yang mengundang tawa, sekaligus membingungkan para ilmuwan--Foto: freepik

3. Koprolalia

Mengucapkan kata atau frasa tidak senonoh sebagai respons terhadap kejutan.

4. Automatic Obedience

Mengikuti arahan atau bergerak sesuai dengan perintah orang yang menyebabkan kejutan, meskipun tidak disengaja.

Penyebab Latah

Penyebab latah belum sepenuhnya dipahami, tetapi teori menyebutkan bahwa gangguan ini dapat dipicu oleh respons ekstrem terhadap situasi tertentu yang dipengaruhi oleh faktor budaya.

BACA JUGA:

Beberapa teori juga mengaitkan kondisi ini dengan gangguan neuropsikiatri atau gangguan neurologis somatik yang mungkin berkaitan dengan faktor genetik dan lingkungan.

Faktor yang memengaruhi latah termasuk usia, dengan intensitas dan tingkat keparahan gejala yang cenderung berkurang seiring pertambahan usia. Kondisi fisik, seperti kelelahan dan stres, juga dapat mempengaruhi intensitas respons latah.

Penderitanya sering kali mengalami dampak negatif dalam kehidupan sehari-hari, terutama jika kelatahannya dipicu oleh orang lain secara tidak bertanggung jawab.

BACA JUGA:

Mengatasi Latah

Adapun cara mengatasi latah yang dapat dilakukan adalah sebagai beruikut:

  • Terapi wicara: Terapi ini bertujuan untuk melatih pengidap latah jenis echolalia agar dapat mengucapkan kata-kata atau kalimat yang mereka pikirkan dengan baik dan benar.
  • Cognitive Behaviour Therapy (CBT): Terapi yang dilakukan dengan membantu mengubah cara berpikir seseorang untuk mengurangi kebiasaan latah.
  • Hypnotherapy: Terapi ini dilakukan dengan memasuki alam bawah sadar pasien untuk memberikan sugesti tertentu agar dapat membantu proses penyembuhan.
  • Konsumsi obat-obatan: Apabila latah disebabkan oleh gangguan kecemasan, dokter juga dapat meresepkan obat antidepresan untuk menangani kondisi tersebut. Selain itu, dokter dapat memberikan obat antiepilepsi jika latah dipicu oleh epilepsi.

Meskipun tidak ada terapi khusus untuk latah, mengurangi stres dan kecemasan dapat membantu mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan gejala.

Namun, jika gangguan ini sangat mengganggu, konsultasikan dengan terapis atau dokter untuk mencari solusi yang sesuai dengan kebutuhan individu.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: