Suhu Udara 24-30 Derajat, Jakarta Akan Diguyur Hujan Seharian Jumat 16 Februari

Suhu Udara 24-30 Derajat, Jakarta Akan Diguyur Hujan Seharian Jumat 16 Februari

Prakiraan cuaca Senin 8 April 2024, sejumlah kota besar masih akan diguyur hujan dengan intensitas sedang-Foto: Ilustrasi/Freepik -

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID-Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan berintensitas ringan hingga lebat akan mengguyur Jakarta hari ini.

Suhu udara hari ini berkisar 24 sampai 30 derajat celsius dengan kelembapan udara antara 80 hingga 95 persen.

Dikutip dari laman resmi BMKG, Jumat 16 Februari 2024, pada pagi hari hujan berintensitas ringan diprakirakan terjadi di Jakarta Utara, Kepulauan Seribu, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat.

BACA JUGA:Kalah di Kandang Banteng, Ganjar Bilang Quick Count Anomali

Sedangkan, cuaca berawan menaungi wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Saat siang hari, hujan berintensitas ringan diprediksi terjadi di Jakarta Selatan, Jakarta Timur. Kemudian, di Jakarta Barat diguyur hujan berintensitas sedang.

BACA JUGA:Hasil Pemilu Belum Ditentukan, Hasto Bicara Kemungkinan PDIP Jadi Oposisi

Sementara, wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu berselimut cuaca berawan.

Pada malam hari, BMKG memprediksi hujan berintensitas ringan terjadi di Kepulauan Seribu, Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan. Sedangkan, di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat diguyur hujan lebat disertai petir.

BACA JUGA:Waspada! BMKG Prediksi Januari - Februari Masuk Puncak Hujan di Sebagian Besar Wilayah Indonesia, Mana Saja?

Pada dini hari, BMKG memprediksi hujan berintensitas ringan terjadi di Jakarta Barat. Kemudian, di Jakarta Utara, Kepulauan Seribu, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur terjadi hujan deras disertai petir.

Sebelumnya,  Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut dampak perubahan iklim yang melanda bumi semakin mengkhawatirkan.

Hal tersebut, menurutnya, tidak hanya menjadi ancaman bagi Indonesia, namun juga bagi seluruh komunitas internasional.

"Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, akibat dari pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik industri yang tidak berkelanjutan, telah mendorong perubahan iklim pada kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya," ungkap Dwikorita dalam Rapat Nasional Prediksi Musim Kemarau 2024, belum lama ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: