4 Pesona Budaya Provinsi Nusa Tenggara Timur Yang Jarang Kita Ketahui, Wajib Dilestarikan!

4 Pesona Budaya Provinsi Nusa Tenggara Timur Yang Jarang Kita Ketahui, Wajib Dilestarikan!

Pesona NTT yang jarang kita kenal salah satunya adalah kebudayaan-nya --

Terdapat banyak rumah-rumah adat di Nusa Tenggara Timur yang masih lestari hingga saat ini. 

Umumnya keberadaan rumah-rumah adat ini dapat ditemui di kampung adat yang tersebar di seluruh Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

Beberapa rumah adat yang dapat dijumpai di Nusa Tenggara Timur adalah sebagai berikut:

  • Rumah Adat Mbaru Niang

Rumah Adat Mbaru Niang dapat dijumpai di Desa Wae Rebo, Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Rumah adat ini terdiri dari 5 tingkat dengan bentuk yang cukup unik. Bentuk atap pada Rumah Adat Mbaru Niang berbentuk kerucut hingga nyaris menyentuh tanah. Atap rumah ini menggunakan daun lontar kering yang umum dijumpai di Nusa Tenggara Timur.

  • Rumah Adat Musalaki 

Rumah Adat Musalaki merupakan rumah adat yang dimiliki Suku Ende Lio. Kata Musalaki berasal dari Bahasa Suku Ende Lio yang memiliki arti ketua (mosa) dan adat (laki). Seperti Namanya, Rumah Adat Musalaki erfungsi sebagaui rumah tinggal ketua adat.

  • Rumah Adat Ammu Pe

Ammu Pe merupakan rumah adat tradisional dari Suku Sabu yang mendiami Pulau Sabu, Nusa Tenggara Timur. Bangunan rumah adat ini telah didaftarkan untuk menjadi bagian dari Warisab Budaya Takbenda Indonesia. Ammu Pe berasal dari kata Ammu yang berarti rumah dan Pe yang berarti tinggal.

 

2. Tari-tarian 

Tari-tarian merupakan salah satu wujud kebudayaan yang cukup melekat dalam kehidupan asyarakat Nusa Tenggara Timur. 

Sama seperti Rumah Adat yang beragam, Tari-tarian Nusa Tenggara Timur juga sangat beragam. 

Beberapa jenis tari-tarian yang berasa dari Nusa Tenggara Timur antara lain adalah sebagai berikut:

  • Tari Caci

Tari Caci merupakan salah satu jenis tari perang dan permainan rakyat yang berasal dari Pulau Flores. Dalam pementasan tari ini membutuhkan dua orang penari lakilaki. Masing-masing penari membawa cambuk dan paki (semacam tameng) untuk kemudian saling menyerang. Penyerangan dilakukan dengan gerakan menari yang diiringi dengan nyanyian dan pembacaan pantun.

  • Tari Ja’i 

Tari Ja’i adalah tarian yang berasal dari Suku Ngada yang mendiami Kabupaten Ngada di Pulau Flores. Tari Ja’i merupakan bentuk tarian pengucapan syukur dan kegembiraan yang menjadi bagian dalam upacara ritus Sa’o Ngaza. Tari Ja’i biasanya dilakukan beramai-ramai. Gerakan Tari Ja’i mengutamakan kekompakan dan keseragaman gerakan penari yang bergerak diiringi alunan musik.

  • Tari Kataga

Tari Kataga merupakan sebuah tarian perang yang berasal dari Sumba. Tarian ini muncul karena dulunya sering terjadi perang antarmarga di Sumba. Kemenangan Ketika berperang ditandai dengan membawa pulang kepala musuh untuk digantung di rumah adat. Inilah yang kemudian membuat Tari Kataga didominasi oleh gerakan memotong menangkis, dan menghindar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: