Apa Itu Hipokrisi? Ini Pengertiannya Menurut KBBI

Apa Itu Hipokrisi? Ini Pengertiannya Menurut KBBI

Ilustrasi Hipokrisi.-Foto: Unsplash.com/TamaraGak-

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Hipokrisi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti berakting atau berpura-pura, seiring waktu mengalami evolusi makna hingga mencakup ketidaksesuaian antara pernyataan dan tindakan. 

Dalam esensi, hipokrisi mencerminkan perbedaan antara retorika yang dinyatakan dan realitas yang dialami sebagai kontradiksi kehidupan manusia. 

Hipokrisi atau kemunafikan adalah secara terbuka menyatakan memiliki sikap atau bertingkah laku tertentu, tetapi kemudian bertindak dengan cara yang tidak konsisten dengan sikap atau tingkah laku tersebut.

Hipokrisi, sebagai suatu fenomena yang sering kali tersembunyi di balik perilaku manusia, mencakup ketidaksesuaian antara apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan. 

BACA JUGA:

Ini tidak hanya relevan pada tingkat individu, melainkan juga meresap dalam struktur sosial dan institusional, membentuk pola perilaku yang mengakar dalam tatanan masyarakat.

Ketidaksesuaian antara ucapan dan perilaku bukanlah hal yang terbatas pada tingkat individu saja. Kita dapat melihatnya tercermin dalam struktur sosial dan bahkan institusional. 

Misalnya, Di tengah sorotan panggung politik saat ini, terdapat pertunjukan dramatis yang dimainkan oleh para elite. Secara jelas mereka menegaskan dirinya sebagai pelopor demokrasi, sebuah wahana tempat suara rakyat dihargai dan dihormati. 

Ucapan-ucapan yang merdu tentang partisipasi warga dan keadilan sosial bergema di seluruh koridor kekuasaan. Makna munafik dari kata 'Hipokrisi' tersebut kemungkinan muncul dari pemeran yang harus memiliki kemampuan untuk memanipulasi mimik wajah sehingga penonton dapat merasakan emosi dan terbawa suasana oleh aksi panggung tersebut. 

Namun, kemampuan tersebut terkadang disalahgunakan untuk keuntungan pribadi semata atau merugikan orang lain. Dalam mengatasi hipokrisi, kesadaran adalah kunci utama. Individu dan masyarakat perlu secara aktif mengenali ketidaksesuaian ini dan berkomitmen untuk melakukan introspeksi. 

Langkah pertama adalah mengakui perbedaan antara nilai yang dipegang dan tindakan sehari-hari yang dilakukan. Hal ini memerlukan kecermatan dan kejujuran diri untuk mengidentifikasi area di mana hipokrisi mungkin merajalela.

BACA JUGA:

Introspeksi individu bukanlah tugas yang bisa diemban sepenuhnya oleh seseorang. Sebaliknya, diperlukan upaya bersama dalam membentuk pondasi yang kuat untuk membangun kesadaran diri dan integritas kolektif. 

Masyarakat sebagai suatu kesatuan perlu menanamkan budaya transparansi dan akuntabilitas sebagai pilar utama, memastikan bahwa nilai-nilai yang diakui secara deklaratif tidak hanya menjadi slogan kosong, tetapi tercermin dalam tindakan nyata sehari-hari. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: