Sepenggal Kisah Hidup KH Marzuki Mustamar Mantan Ketua PWNU Jatim

Sepenggal Kisah Hidup KH Marzuki Mustamar Mantan Ketua PWNU Jatim

KH Murzaki Mustamar mantan ketua pwnu jatim --

Kiai Marzuki menempuh pendidikan di madrasah ibtidaiah (MI).  

Di saat kelas 4 MI, anak kedua dari delapan bersaudara ini mulai belajar ilmu nahwu, shorof, tasawuf, dan ilmu fikih kepada Kiai Ridwan di Blitar. 

Sejak duduk di kelas SMP, Marzuki kecil telah diminta mengajar Al-Qur’an dan kitab-kitab kecil lainnya kepada anak-anak tetangganya. Ia juga sudah katam dan paham kitab Mutammimah saat kelas 3 SMP. 

Setelah lulus dari SMP Hasanudin, tempatnya menimba ilmu, Kiai Marzuki kemudian melanjutkan pendidikannya ke Madrasah Aliyah Negeri Tlogo, Blitar. 

Sembari dirinya bersekolah, ia juga menimba ilmu agama ke beberapa kiai seperti ilmu balaghoh dan ilmu mantek kepada kiai Hamzah.  

BACA JUGA:Profil Megawati Hangestri Pertiwi, Pevoli Asal Indonesia yang Jadi Top Skor Red Sparks

BACA JUGA:Inilah Profil dan Rekam Jejak Rizal Ramli

Kemudian, mempelajari ilmu fikih kepada kiai Abdul Mudjib dan ilmu hadis ke kiai Hasbullah Ridwan. Kiai Marzuki juga berguru KH A Masduqi Machfudz di Pondok Pesantren Nurul Huda Mergosono.  

Ia juga sering diminta mendampingi dakwah kiai Masduqi Machfudz. Dari gurunya yang juga Rois Syuriah NU Wilayah Jawa Timur itu, Kiai Marzuqi belajar akan istikamah menjadi seorang guru.   

Pada 1994, Kiai Marzuki memulai hidup baru, dengan mempersunting salah seorang santriwati Pondok Nurul Huda yang bernama Saidah.

Istrinya adalah putri dari Kiai Ahmad Nur yang berasal dari Lamongan. Sosok istrinya adalah seorang hafizah atau hafal Al-Qur’an. 

Dari pernikahannya dengan sang istri, Kiai Marzuki dikaruniai tujuh putra putri, yakni Habib Nur Ahmad, Diana Nabila, Millah Shofiya, M ‘Izzal Maula, ‘Izza Nadila, Rossa Rahmania, dan Dina Roisah Kamila. 

BACA JUGA:Indonesia Berduka! Tokoh Ekonomi, Rizal Ramli Meninggal Dunia, Ini Profil Lengkapnya

BACA JUGA:Profil Kiai Marzuki Mustamar Ketua PWNU Jatim yang Dicopot dari Jabatannya

Pada 2010, ada satu karyanya yang sudah puluhan kali cetak ulang, yaitu Al-Muqtathafat li ahl al-Bidayat. Buku ini berisi sanggahan kepada beberapa kelompok, terutama salafi wahabi yang suka membidahkan amaliah kaum Nahdliyyin, dikutip dari dalil-dalil Al-Quran, As-Sunnah dan kaidah Ushul Fiqh. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: