Profil Kiai Marzuki Mustamar Ketua PWNU Jatim yang Dicopot dari Jabatannya
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Beredar kabar terkait pemecatan KH Marzuki Mustamar, sebagai Ketua PWNU Jatim ini dikaitkan dengan Pilpres 2024. Namun PBNU telah membantah pemberhentian KH Marzuki Mustamar dari jabatan Ketua PWNU Jatim ini terkait dengan politik.
Sikap keputusan PBNU tersebut menuai respons yang beragam. Cawapres Muhaimin Iskandar menyatakan, peristiwa tersebut aneh dan tidak pernah terjadi dalam sejarah Nahdlatul Ulama (NU).
"Itu urusan internal NU, baru kali ini ada saling mecat, baru kali ini juga dalam sejarah NU, memprihatinkan," kata Cak Imin, sapaan Muhaimin, di Ponpes Walisongo Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur pada Kamis, 28 Desember 2023.
Kabar pencopotan KH Marzuki Mustamar dibenarkan oleh Wakil Ketua PWNU Jawa Timur KH Abdus Salam Shohib (Gus Salam). Menurut dia, pencopotan itu terjadi setelah PBNU menggelar pertemuan di Surabaya pada Rabu, 27 Desember 2023.
BACA JUGA:
- Moeldoko Ajak Warga Papua Kondusif : Lepas Mendiang Lukas Enembe dengan Doa yang Baik
- Awal Mula Kerusuhan Iringan Jenazah Lukas Enembe hingga 14 Orang Terluka Puluhan Toko Rusak
Lantas siapa sih KH Marzuki Mustamar ? berikut profil singkat yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
KH Marzuki Mustamar lahir di Blitar pada 22 September 1966 silam. Ia adalah putra dari KH Mustamar dan Nyai Siti Zainab. Kiai Marzuki dibesarkan di lingkungan yang kental ilmu agama.
Saat Madrasah Ibtidaiyah, ia telah mendalami ilmu nahwu, shorrof, tasawuf, dan fiqih kepada Kiai Hasbulloh Ridlwan serta para kiai-kiai di Blitar. Kiai Marzuki muda, sambil belajar ia juga mengajar warga sekitar.
Adapun pendidikan formal KH Marzuki Mustamar yakni TK Muslimat Karangsono Kanigoro, Blitar 1972. MI Miftahul Ulu, 1979, SMP Hasanuddin Tahun 1982, MAN Tlogo Tahun 1985.
Kemudian Pondok Pesantren Nurul Huda, Mergosono dan LIPIA Jakarta pada tahun 1988. Lalu S1 diambil di IAIN Malang 1990, S2 di UNISLA tahun 2004 dan S3 UNISMA tahun 2023.
Selepas menikah, Kiai Marzuki bersama Nyai Sa’idatul Mustaghfiroh tinggal di Dusun Gasek Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.
Kiai Marzuki meneruskan dakwah dan perjuangan guru-gurunya dengan mendirikan pondok pesantren untuk membentengi serta menyiarkan agama Islam Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah.
Saat menetap di daerah Gasek, Kecamatan Sukun, Malang, Marzuki diberi kepercayaan mengelola lahan milik Yayasan Sabilurrasyad yang tidak terurus dengan baik. Olehnya, lahan tersebut didirikan sebuah Pesantren bernama Sabilurrasyad.
BACA JUGA:
- Mahfud MD Minta Aparat Tak Emosi Atasi Kerusuhan Iringan Jenazah Lukas Enembe di Papua
- Update Harga Bahan Pangan Sembako 29 Desember 2023 di Pasar Tradisional Jabodetabek
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: