Dampak Buruk Serangan Kapal di Laut Merah Bagi Perdagangan Global

Dampak Buruk Serangan Kapal di Laut Merah Bagi Perdagangan Global

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Kapal peti kemas "Al Jasrah" miliK maskapai pelayaran Hapag Lloyd diserang kelompok Houthi di Laut Merah

Sejak dilancarkannya rangkaian serangan terhadap kapal barang di rute Laut merah oleh kelompok Houthi yang berbasis di Yaman, perusahaan-perusahaan pelayaran besar menghindari jalur pelayaran Laut Merah dan Terusan Suez dan mengambil rute yang lebih jauh melalui Tanjung Harapan di Afrika Selatan. 

Jika krisis ini berkepanjangan, hal ini dapat memicu kenaikan harga yang harus dibayar konsumen untuk barang-barang impor.

Belum lagi tarif asuransi barang yang telah melonjak, sebagai respons terhadap serangan-serangan di jalur Laut Merah. 

BACA JUGA:156 Pengungsi Rohingya Terdampar di Deli Serdang, Kapal Pengangkut Diduga Sengaja Dirusak

BACA JUGA:TNI AL Tangkap Kapal Tanpa Nama Berpenumpang 56 PMI Ilegal

Situasi ini juga akan menjadi masalah bagi pelabuhan-pelabuhan peti kemas di Eropa, yang biasanya sangat efisien dalam menangani arus keluar masuk peti kemas dalam jumlah besar.

Krisis Laut Merah membangkitkan kenangan pada Maret 2021, ketika Terusan Suez terblokir selama enam hari setelah kapal kontainer Ever Given kandas. 

Ketika itu, ratusan kapal harus menunggu di Laut Merah selama berminggu-minggu, dan biaya pengiriman satu kontainer meningkat dari USD2.000 menjadi USD14.000.

Krisis Ever Given menyebabkan penundaan tambahan selama berbulan-bulan pada barang-barang yang diimpor dari Asia. 

Padahal ketika itu dunia sedang berusaha bangkit dari masa lockdown pandemi COVID-19, yang mengakibatkan hambatan besar dalam rantai pasokan perdagangan global.

BACA JUGA:Pasukan Houthi Yaman Ngamuk : Jika Gaza Tak Terima Bantuan, Semua Kapal Rute Israel Akan Jadi Sasaran

BACA JUGA:Warga Aceh Utara Dorong Kembali Kapal Pengungsi Rohingya ke Laut

Meskipun sebagian besar rantai pasokan telah kembali normal, ancaman keamanan di Laut Merah dapat menyebabkan harga barang naik berlipat ganda dalam beberapa minggu ke depan, kata para analis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: