Mahfud MD Minta Aparat Tak Emosi Atasi Kerusuhan Iringan Jenazah Lukas Enembe di Papua
JAKARTA,RADARPENA,CO.ID -Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI Mahfud MD meminta aparat lebih persuasif dan tak terlibat emosi.
Ini terkait insiden kerusuhan massa iringan jenazah Gubernur Papua, Lukas Enembe di Jayapura, kemarin.
Mahfud terus memantau perkembangan terkini dari Jayapura. Aparat diharapkan agar lebih persuasif, dalam mengamankan massa di Papua.
BACA JUGA:Awal Mula Kerusuhan Iringan Jenazah Lukas Enembe hingga 14 Orang Terluka Puluhan Toko Rusak
"Saya sudah koordinasi agar aparat keamanan persuasif, jangan sampai terlibat emosi, ''pinta Mahfud.
"Saya sudah mengetahui ada korban, sekurang-kurangnya yang saya lihat yang korban itu dari TNI lalu pelaksana Gubernurnya Pak Ridwan," jelas Mahfud.
Mahfud menekankan, petugas tidak boleh dan jangan melakukan tindakan-tindakan yang refresif dalam mengamankan massa.
Sebab melindungi dan menjaga adalah tugas aparat kepada setiap warganya. Walau Mahfud mengakui mengetahui persoalan itu tidak mudah, tapi itulah inti dari pemerintahan.
Seperti diwartakan sebelumnya, mantan Gubernur Papua dua periode Lukas Enembe, S.IP, MH meninggal dunia dalam usia 56 tahun akibat sakit di Rumah Sakit RSPAD Gatot Subroto pada Selasa 26 Desember 2023.
Selanjutnya jenazah sudah dibawa pulang dengan menggunakan pesawat udara ke Papua, untuk dimakamkan di Tanah Kelahirannya di Papua.
Namun sayang saat iring-iringan jenazah mengantarkan alhamarhum Lukas Enembe ke kediamannya di Koya Tengah Distrik Muara Tami Kota Jayapura terjadi kerusuhan yang terpaksa membuat apara melakukan tindakan.
Dari penelusuran RadarPena, kerusuhan bermula saat jenazah Lukas Enembe hendak dibawa dari Bandara Sentani ke tempat persemayaman di STAKIN.
Aparat dan keluarga bermaksud ingin membawa jenazah menggunakan kendaraan, namun dihadang oleh warga. Warga mendesak, mereka saja yang membawa jenazah Lukas ke tempat persemayaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: