Renungan Harian Katolik: Menghormati Bunda Maria yang Tak Bernoda

Renungan Harian Katolik:  Menghormati Bunda Maria yang Tak Bernoda

Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 

Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi.

Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?”

Jawab malaikat itu kepadanya, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. 

Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”

Maka kata Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

BACA JUGA:Novena Tiga Salam Maria, Doa Permohonan Pertolongan Dalam Kesesakan yang Dikabulkan

Renungan Bacaan Injil

Ada dua hal yang dari hidup dan panggilan Bunda Maria yang dapat kita hayati. Pertama, seperti dia yang dipanggil untuk mengandung dan melahirkan Sang Juru Selamat, kita juga dipanggil untuk ambil bagian dalam karya keselamatan Allah dalam dunia kita. Kesibukan sehari-hari kita, menumbuhkan benih-benih kebaikan dalam hati dan pikiran.

Itu lalu dilahirkan dalam sikap, tutur kata, dan perbuatan-perbuatan baik pula. Bukan sebaliknya, banyak waktu dihabiskan untuk itikad dan perilaku buruk, merancang hal-hal yang merugikan dan merusak hubungan dengan Tuhan, sesama, dan alam lingkungan.

Kedua, yaitu mengandalkan Tuhan dalam hidup, "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu," kata Bunda Maria kepada Malaikat Gabriel.

Maria menyatakan kerendahan hatinya dihadapan Tuhan, sekaligus kepercayaan akan penyelenggaraan Tuhan atas hidupnya. Sikap yang mengandalkan Tuhan ini, memampukan Bunda Maria menjalankan tugas perutusannya sebagai Bunda Tuhan Yesus.

Tugas yang tidak mudah. Peristiwa kelahiran Tuhan Yesus disertai ancaman pembunuhan yang membuat keluarganya mengungsi ke mesir. Cobaan berat, terutama ketika menemani Putranya terkasih melewati Jalan Salib.

“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: