Dana Habis Buat Perang, Pemerintah Amerika Ajukan Tambahan

Dana Habis Buat Perang, Pemerintah Amerika Ajukan Tambahan

JAKARTA,RADARPENA, CO.ID - Jangan anda kira berperang, tidak membutuhkan biaya. Dana habis untuk  berperang bukan cerita kosong. Negara sekuat dan adidaya seperti Amerika Serikat saja, harus menanggung akibat, karena perang tersebut. Apalagi Negara yang memiliki 51 negara bagian dan berbentuk Federasi tersebut juga terlibat baik langsung maupun tidak langsung atas perang Israel-Palestina dan perang Ukraina- Rusia.

Seperti yang sekarang ini yakni adanya kabar yang cukup mengejutkan datang dari Negeri Paman Sam Amerika Serikat. Negara yang kaya raya tersebut, dan sedang membantu Ukraina dalam perang melawan Rusia kini sedang mengalami kesulitan pendanaan. Dikabarkan Amerika Serikat tengah dilanda kekurangan uang untuk  menolong sekutunya , Ukraina dalam perang  Rusia-Ukraina yang tengah berkecamuk.

Masih dalam kabar yang beredar luas, kemungkinan Amerika akan kalah dalam membantu Ukraina berperang melawan Rusia, jika pengusulan tambahan dana tidak dapat disetujui. Kabarnya diawal bulan Desember lalu, Pemerintah Amerika Serikat melalui Presidennya, sudah memberikan sinyal kepada Konggres, berupa persetujuan agar Konggres menyetujui bantuan Militer dan ekonomi puluhan Miliar dollar untuk Ukraina. 

Presiden Amerika Serikat Joe Biden di depan Kongres Amerika Serikat mengatakan negera mereka kini tengah, kesulitan menyediakan dana untuk  kebutuhan perang membantu Ukraina termasuk dalam segi bantuan uang dan waktu mengingat jarak antara Amerika dan Ukraina yang sangat jauh.

Sebab itu Joe Biden sudah mengajukan tambahan dana kembali saat melakukan pertemuan bersama Konggres sebesar 106 Miliar Dolar atau setara Rp 1.640 Triliun. Semua kebutuhan itu kata Joe Biden tidak saja untuk Ukraina tetapi juga membantu Israel dan kebutuhan keamanan.

BACA JUGA:Amerika Serikat Beri Dana Bantuan Terakhir ke Ukraina Rp6,6 Triliun

BACA JUGA:Rekomendasi Platform Investasi Emas Hingga Saham Amerika Paling Aman, Legal Dan Terpercaya

BACA JUGA:Takut Berurusan dengan Rusia, Jerman Stop Pengiriman Rudal Taurus ke Ukraina

Sebelumnya dalam surat kepada Pemimpin Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Senat Amerika Serikat, dan rilis ke publik Direktur Kantor Managemen dan Anggaran Pemerintahan Amerika Serikat Shalanda Young mengeluarkan peringatan jika Amerika Serikat akan kehabisan dana untuk  mengirim senjata dan bantuan ke Ukraina pada akhir tahun ni. ''Itu kalau terjadi dapat menekan ukraina, ''tulisnya melalui surat tersebut 

Masih dalam tulisan tersebut Shalanda Young menyebutkan Amerika Serikat sudah kehabisan uang, untuk  mendukung Ukraina dalam perjuangan. Ini bukan masalah untuk  tahun depan. sekaranglah waktu yang tepat untuk  membantu Ukraina yang demokratis melawan agresi Rusia. Sudah saatnya Konggres bertindak 

Amerika Serikat, kata dia sudah kehabisan uang untuk membantu perekonomian termasuk untuk  kebutuhan perang Ukraina, jika terjadi perekonomian Ukraina runtuh, jelas mereka tidak dapat lagi berjuang dan mereka akan berhenti total. 

Lantas seperti apa reaksi pihak Oposisi dari Partai Demokrat yang justu menguasai suara di DPR. Sedangkan Presiden Joe Biden sendiri berasal dari Partai Demokrat. Pengajuan Paket yang disampaikan presiden awal Bulan Desember mayoritas tipis ditolak DPR. Karena pada Bulan November lalu, DPR hanya mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) dengan pendanaan untuk  israel saja dan tidak untuk  ukraina.

Pada sebelumnya khusus untuk  membantu Ukraina, Konggres sendiri sudah menyetujui alokasi anggaran sebesar US& 11 Miliar, termasuk sebesar US$ 67 Miliar untuk  pengadaan dan biaya bantuan militer, kemudian ada dana sebesa US$ 27 miliar untuk  bantuan ekonomi dan sipil. ''Selain 3 persen dana militer , telah habis pada pertengahan November , ''tulis Young masih dalam surat tersebut. 

Menanggapi semua itu, Pemerintahan  Presiden Joe Biden, sudah berupaya dengan  memperlambat, bantuan militer ke Kyiv. Kyiv adalah ibu kota Ukraina, dan merupakan Kota terpadat di sana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: