PVMBG : Gunung Lokon dan Anak Krakatau Status Waspada dan Siaga
Sebagian demi bagian berjalan secara menerus mengakibatkan terjadi erupsi secara periodik dari gunung api.
Sementara itu diketahui di Indonesia tersebar 127 gunung api atau 13 persen jumlah gunung api di dunia.
Gunung api tersebut membentuk busur kepulauan, dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi bagian utara, dan Kepulauan Sangir Talaud.
Gunung Lokon dan Anak Krakatau
Hendra menambahkan beberapa gunung api saat ini menunjukkan peningkatan aktivitas kegunungapian, di antaranya Gunung Lokon dan Gunung Anak Krakatau.
Gunung Lokon terdapat di Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Aktivitas vulkanik Gunung Lokon dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PPGA) di Kelurahan Kakaskasen, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon.
Tingkat aktivitas Gunung Lokon saat ini masih tetap Waspada.
Catatan petugas Pos Gunung Lokon menunjukkan peningkatan aktivitas asap kawah sejak pukul 00.00–06.00 WITA setinggi 25-150 m dari kawah Tompaluan, yang diikuti peningkatan kegempaan berupa gempa vulkanik dangkal sebanyak 25 kejadian, 5 kali gempa vulkanik dalam, 3 kali gempa hembusan, dan 3 kali gempa tektonik jauh.
Berdasarkan data visual dan instrumental, terindikasi adanya peningkatan tekanan di bagian dangkal (permukaan) setelah terekamnya gempa vulkanik dangkal yang berasosiasi dengan pelepasan gas hembusan.
BACA JUGA:
- Pencarian Pendaki yang Masih Terjebak di Gunung Marapi Dihentikan Sementara
- Daftar Nama Pendaki Gunung Marapi, Belasan Ditemukan Tidak Bernyawa
Potensi ancaman bahaya aktivitas Gunung Lokon untuk saat ini adalah terjadi erupsi freatik (erupsi yang diakibatkan kontak magma dengan air hidrotermal) secara tiba-tiba dan dapat diikuti dengan erupsi freatomagmatik-magmatik.
Menurut Hendra, erupsi dapat disertai dengan lontaran material pijar berukuran lapilli sampai bongkah dan hujan abu tebal dengan atau tanpa diikuti aliran awan panas erupsi secara tiba-tiba.
"Selain masyarakat mewaspadai potensi banjir lahar pada sungai yang berhulu di puncak, masyarakat dihimbau untuk tetap berada di dalam rumah dan apabila berada di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata)," tambahnya.
Untuk Gunung Anak Krakatau, Lampung, Hendra menyampaikan telah terjadi erupsi pada 5 Desember 2023 pukul 16.25 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 1.000 m di atas puncak (1.157 m di atas permukaan laut).
BACA JUGA:
- 10 Kecamatan Terdampak Abu Vulkanik Gunung Marapi, Pemkot Bukittinggi Imbau Warga Tidak Keluar Rumah
- Gunung Anak Krakatau Erupsi dengan Status Siaga, Warga Diimbau Tak Beraktivitas dalam Radius 5 Km dari Kawah Aktif
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 70 mm dan durasi 49 detik dan tidak terdengar suara dentuman," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: