Menilik Sejarah Negara Yang Penuh Konflik, Israel Timur Tengah Yuk Simak Penelusurannya!
Zionis ingin membangun tanah air Yahudi di Palestina. Sejumlah besar orang Yahudi bermigrasi ke Tanah Suci kuno dan mendirikan pemukiman.
Sekitar 35.000 orang Yahudi berimigrasi ke Palestina antara tahun 1882 dan 1903. Antara tahun 1904 dan 1914, 40.000 orang lainnya menetap di wilayah tersebut.
Khawatir akan penganiayaan di bawah pemerintahan Nazi, banyak orang Yahudi yang tinggal di Eropa dan tempat lain mencari perlindungan di Palestina dan memeluk Zionisme.
BACA JUGA:
- Sejarah Tragedi Kemanusiaan Konflik Palestina-Israel, Konflik Panjang Yang Belum Bisa Terselesaikan!
- Mengenal Sejarah Palestina: Fakta-fakta Mengapa Palestina Terus Dilanda Konflik dengan Israel
Setelah berakhirnya Holocaust dan Perang Dunia II, anggota gerakan Zionis berfokus terutama pada pembentukan negara Yahudi yang merdeka.
Komunitas Arab Palestina menentang gerakan Zionis dan ketegangan antara kedua kelompok terus berlanjut. Akhirnya terbentuklah gerakan nasionalis Arab.
Pada tahun 1947 PBB menyetujui rencana pembagian Palestina menjadi negara-negara Yahudi dan Arab, namun negara-negara Arab menolaknya.
Pada bulan Mei 1948, Israel secara resmi mendeklarasikan kemerdekaannya dengan kepala Badan Yahudi, David Ben-Gurion, sebagai perdana menteri.
BACA JUGA:
- Sejarah Konflik Israel-Palestina: Perebutan Wilayah dan Imigrasi Yahudi
- Prediksi Skor Indonesia Vs Palestina di FIFA Match Day, Link Nonton Serta Prediksi Susunan Pemain
Meskipun peristiwa bersejarah ini tampaknya merupakan kemenangan Yahudi, namun peristiwa ini juga menandai peningkatan kekerasan terhadap orang Arab.
Setelah deklarasi kemerdekaan Israel, lima negara Arab – Mesir, Yordania, Irak, Suriah dan Lebanon – segera menginvasi wilayah tersebut pada tahun 1948 yang kemudian dikenal sebagai Perang Arab-Israel.
Perang saudara pecah di seluruh Israel, namun gencatan senjata ditandatangani pada tahun 1949.
Sebagai bagian dari gencatan senjata sementara, Yordania menjadi wilayah Tepi Barat dan Mesir di Jalur Gaza.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: