Sinopsis Novel Laut Bercerita, Cerita yang Apik dan Menyentuh Hati!
Selama masa pelariannya, Laut dan rekan-rekannya harus berpindah-pindah tempat dari satu kota ke kota lain, bersembunyi di tempat-tempat terpencil yang tak terjamah oleh orang lain, terutama polisi.
Walaupun dalam pelarian, Laut tetap melanjutkan menulis. Ia sering menghasilkan puisi dan cerpen, yang ia kirim ke surat kabar dan majalah.
Saat itu, cerpen dengan judul "Rizki Belum Pulang" dikirimkannya ke majalah Tera, dengan nama samaran.
Ia berharap keluarganya bisa membaca cerpen tersebut. Namun, ia merasa menyesal, karena identitas keluarganya pun telah terungkap; siapa orang tuanya, pekerjaan mereka, serta adiknya dan kampus tempatnya belajar.
Tahun 1998 adalah tahun yang kelam dan penuh kegelapan, di mana banyak orang hilang, disiksa, dan bahkan dibunuh.
Di tahun yang sama, Laut dan kawan-kawannya berhasil ditangkap dan dihantarkan ke tempat yang mengerikan.
Mereka disiksa, disetrum berkali-kali, diberi semut rangrang, dan bahkan dipaksa memberi keterangan mengenai siapa dalang di balik Wirasena dan siapa yang mendanai kelompok tersebut selama ini.
Setelah hari-hari disiksa, disetrum, dan menderita, Laut dibawa ke suatu tempat yang bernama seperti namanya: Laut. Di sana, ia tenggelam bersama dengan cerita yang belum sempat ia ungkapkan kepada Indonesia.
Judul cerpen "Rizki Belum Pulang" ia pilih agar orang tuanya tidak merasa khawatir. Ia ingin menyiratkan bahwa ia akan pulang seperti biasanya, pada minggu keempat setiap bulan, untuk memasak tengkleng bersama keluarganya di hari Minggu.
Semua itu kini hanya tinggal kenangan. Meskipun demikian, kedua orang tuanya masih menjalankan tradisi yang sama, memasak tengkleng setiap hari Minggu, dan berharap Laut akan muncul di depan pintu.
Adik Laut berusaha meyakinkan orang tuanya bahwa kakaknya, Laut, tidak akan pulang. Namun, ia tidak tahu apa yang terjadi pada kakaknya, apakah ia masih hidup, sehat, atau baik-baik saja.
Semuanya masih menjadi pertanyaan besar. Meskipun Laut dan teman-temannya tidak berhasil merasakan kebebasan dari tekanan Orba, usaha mereka dirasakan oleh orang-orang yang mereka sayangi.
Setelah dua tahun berlalu sejak hilangnya Biru Laut dengan cara yang misterius, adiknya yang bernama Asmara Jati bersama Tim Komisi Orang Hilang yang diketuai oleh Aswin Pradana berusaha untuk mengikuti jejak mereka yang menghilang.
Mereka juga melakukan penyelidikan berdasarkan kesaksian dari individu yang telah kembali.
Tak hanya Asmara Jati, kekasih Laut yaitu Anjani, orang tua, dan juga istri dari para aktivis yang hilang, semuanya bersama-sama berjuang untuk mengetahui nasib keluarga mereka yang hilang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: