Daya Beli Petani di Bengkulu Menguat

Daya Beli Petani di Bengkulu Menguat

Nilai tukar   petani- Badan Pusat Statistik (BPS)  mengukur daya beli petani dengan menggunakan istilah Nilai Tukar petani (NTP). Nilai Tukar petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).

NilaiTukar Petani Provinsi Bengkulu Juli 2023 sebesar 143,73 atau naik 1,11 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Peningkatan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 1,51 persen, lebih besar dari peningkatan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,40 persen.

Nilai Tukar Petani  merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Bengkulu pada Juli 2023, NTP naik 1,11 persen dibandingkan NTP Juni 2023, yaitu dari 142,14 menjadi 143,73.

BACA JUGA:Bangun 101 Kampung KB, Gayo Lues Integrasikan Pembangunan Desa dengan Intervensi Penurunan Stunting

Peningkatan NTP pada Juli 2023 disebabkan oleh peningkatan yang terjadi pada indeks harga hasil produksi pertanian, dan peningkatan pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga sementara biaya produksi dan penambahan barang modal mengalami penurunan.

Peningkatan yang terjadi pada NTP Juli 2023 dipengaruhi oleh peningkatan NTP yang terjadi pada tiga subsektor yaitu subsektor Hortikultura sebesar 5,96 persen; subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,35 persen; dan subsektor Perikanan sebesar 1,50 persen.

Sementara dua subsektor yang mengalami penurunan yaitu subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,91 persen dan subsektor Peternakan sebesar 0,70 persen.

Pada Juli 2023, secara keseluruhan It mengalami peningkatan sebesar 1,51 persen dibanding It Juni 2023, yaitu dari 168,65 menjadi 171,21.

Peningkatan It pada Juli 2023 disebabkan oleh meningkatnya It pada tiga subsektor pertanian, yaitu subsektor Hortikultura sebesar 6,20 persen; subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,74 persen; dan subsektor Perikanan sebesar 1,78 persen.

Sementara dua subsektor yang mengalami penurunan It adalah subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,40 persen dan subsektor Peternakan sebesar 0,34 persen.

Melalui Ib dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

BACA JUGA:Pembangunan Kolam Retensi Babakan Ciparay dan Rancasari Segera Tuntas

Niga tahun Ib naik sebesar 0,40 persen bila dibanding Ib Juni 2023, yaitu dari 118,65 menjadi 119,12.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: