Mengenal Tradisi Dan Budaya Korea Selatan

Mengenal Tradisi Dan Budaya Korea Selatan

Festival Boryeong Mud sudah ada sejak tahun 1998. Festival budaya korea selatan ini di adakan setiap bulan Juli dan berjalan selama dua minggu.

Karena keunikannya, sudah banyak para wisatawan yang tertarik untuk mengikuti festival lumpur ini. Di Korea Selatan bermain dengan lumpur memang sudah menjadi kebiasaan dan tradisi.

Masyarakat Korea Selatan percaya dan meyakini bahwa lumpur berkhasiat bagus untuk kulit. Dalam festival ini kamu akan menemukan gulat lumpur, pijat lumpur, akupuntur, hingga berenang di kolam renang lumpur.

Karena dampaknya yang positif dan menarik banyak peminat, Festival Lumpur Boryeong ini sudah membantu meningkatkan perekonomian lokal dan mengembangkan kawasan Pantai di Daecheon setiap tahunnya.

BACA JUGA:Tempat Wisata Jepang Yang Populer Dan Paling Banyak Dikunjungi

Perayaan Chuseok

Chuseok (추석) adalah salah satu perayaan terbesar dan paling penting di Korea Selatan. Perayaan ini juga dikenal sebagai “Hari Terima Kasih” atau “Thanksgiving Day” dalam budaya Korea Selatan.

Hari perayaan Chuseok biasanya jatuh pada tanggal 15 bulan ke-8 dalam penanggalan lunar, yang biasanya bertepatan dengan bulan September atau Oktober dalam penanggalan Gregorian.

Pada hari Chuseok, orang Korea Selatan biasanya kembali ke kampung halaman mereka untuk berkumpul bersama keluarga dan merayakan bersama.

Selama hari perayaan ini, keluarga Korea Selatan mengunjungi makam leluhur mereka untuk membersihkannya dan memberi penghormatan kepada mereka.

Hanok

Tidak hanya di Indonesia yang memiliki rumah adat unik, Korea Selatan ternyata juga memiliki rumah adat berbentuk interior unik.

Rumah adat Korea Selatan terkenal bernama Hanok. Dari segi arsitektur, Hanok cenderung artistik sehingga banyak orang yang suka dengan rumah adat ini. Hal ini juga yang membuat pemerintah Korea Selatan melakukan pemugaran pada beberapa desa.

Nakji

Budaya Nakji adalah salah satu budaya orang Korea Selatan yang memakan gurita hidup-hidup. Gurita tersebut masih hidup dan mereka potong kecil-kecil dengan taburan biji wijen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: