JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Kemenangan Donald Trump pada pilpres Amerika 2024 diprediksi bakal mempengaruhi perekonomia global termasuk Indonesia.
Kemenangan Trump akan berdampak langsung terhadap harga minyak dan nilai tukar mata uang.
Menurut keterangan Ekonom sekaligus Dosen Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Jakarta, Achmad Nur Hidayat, situasi yang akan ditimbulkan dari kemenangan Trump berpotensi membuat Indonesia menghadapi biaya tinggi dalam menarik minat investor pada Global Bond yang diterbitkan untuk menutupi defisit anggaran.
Oleh karena itulah, Pemerintah harus menyiapkan sejumlah langkah alternatif untuk mengantisipasi hal ini.
"Pemerintah Indonesia harus cermat menilai apakah strategi pembiayaan melalui Global Bond masih efektif atau justru menjadi beban tambahan dalam kondisi pasar internasional yang tidak pasti," ujar Achmad saat dihubungi oleh radarpena.co.id grup disway.id pada Sabtu 9 November 2024.
BACA JUGA:
Salah satu alternatif pembiayaan yang bisa dipertimbangkan Indonesia, Achmad melanjutkan, adalah mencari sumber dana dari negara-negara BRICS, yang kini semakin kuat dalam menawarkan fasilitas keuangan alternatif.
Menurut Achmad, BRICS telah mengembangkan mekanisme pembiayaan yang bertujuan mengurangi ketergantungan pada dolar AS, yang bisa menjadi solusi bagi Indonesia untuk memperoleh pembiayaan yang lebih stabil.
"Mengandalkan BRICS sebagai alternatif akan mendiversifikasi sumber pembiayaan dan memberi fleksibilitas bagi Indonesia dalam menghadapi volatilitas pasar yang dipengaruhi kebijakan moneter AS," jelas Achmad.
Selain itu, BRICS juga membuka peluang bagi Indonesia untuk melakukan transaksi dalam mata uang lokal atau yuan, mengurangi risiko nilai tukar terhadap dolar yang sering membebani anggaran negara. Menurut Achmad, Pemerintah dapat memanfaatkan BRICS untuk ketahanan fiskal jangka panjang
BACA JUGA:
"Memanfaatkan BRICS sebagai alternatif pembiayaan bisa menjadi langkah strategis bagi Indonesia, terutama ketika dinamika kebijakan di AS dan pasar global semakin sulit diprediksi," ucap Achmad.
Walaupun langkah ini tidak berarti menggantikan pembiayaan dari pasar Barat sepenuhnya, Achmad menilai bahwa langkah ini merupakan diversifikasi yang penting untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Selain itu, akses ke fasilitas keuangan dari BRICS juga dapat mendorong Indonesia memperluas hubungan perdagangan dan investasi dengan negara-negara anggota, menciptakan sinergi yang saling menguntungkan.
"Jika kondisi pasar obligasi global semakin mahal akibat kebijakan Trump dan dominasi dolar, akses ke BRICS bisa menjadi penopang utama bagi pembiayaan fiskal yang berkelanjutan," tutup Achmad.(bianca)