Berkah atau Musibah? Inilah Dampak Kebijakan Trump untuk Dunia Industri Indonesia

Berkah atau Musibah? Inilah Dampak Kebijakan Trump untuk Dunia Industri Indonesia

Donald Trump -Berbagai Sumber-

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Kemenangan Donald Trump dalam Pemilu Pilpres Amerika Serikat (AS) 2024 hingga saat ini masih membawa kekhawatiran dalam diri masyarakat Indonesia.

Bukan tanpa alasan, Trump sendiri dikenal vokal dalam agenda proteksionis “America First” selama kepemimpinannya yang lalu, yang memperketat impor demi melindungi industri lokal AS.

“Pendekatan ini berpotensi diperbarui dan bisa memengaruhi perdagangan Indonesia yang masih mengandalkan ekspor ke AS sebagai mitra utama,” ujar Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Jakarta, Achmad Nur Hidayat, ketika dihubungi oleh Disway pada Kamis 21 November 2024.

Salah satu hal yang menjadi kekhawatiran adalah nasib Indonesia dalam perang dagang antara China dengan AS. 

Sebelumnya, Trump pernah berjanji untuk mengambil tindakan terhadap China yang dianggap telah merugikan AS secara ekonomi dan politik dengan memberlakukan tarif impor pada produk-produk asal China. Tindakan ini juga langsung dibalas oleh negara China, yang akhirnya juga memberlakukan tarif impor terhadap barang-barang asal Amerika Serikat.

BACA JUGA:Dampak Kemenangan Trump Ganggu Perekonomian Indonesia, Ekonom: Saat Tinggalkan Amerika Beralih ke BRICS

BACA JUGA:Ekonom Buka Suara Soal Dampak Kemenangan Donald Trump ke Perekonomian RI

Jika perang dagang antara kedua negara ini terus berlanjut, maka bukan tidak mungkin kalau Indonesia, yang masih menggunakan bahan baku dari China dan AS untuk industrinya.

“Sikap skeptis Trump terhadap Tiongkok juga bisa berdampak pada Indonesia. Ketegangan AS-Tiongkok sebelumnya menciptakan ketidakpastian ekonomi global, termasuk risiko dalam rantai pasok,” jelas Achmad.

“Sebagian perusahaan AS mengalihkan produksi mereka ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, untuk menghindari tarif tinggi dari Tiongkok. Meski ini peluang bagi Indonesia, ada risiko ketidakstabilan rantai pasok dan biaya produksi yang lebih tinggi,” lanjutnya.

Selain itu, Achmad melanjutkan, kebijakan Trump terhadap energi dan lingkungan juga berpotensi mendorong sektor minyak dan gas. 

Trump sebelumnya dikenal menentang komitmen lingkungan dan mendukung pengembangan energi fosil, yang bisa memengaruhi harga minyak dunia.

“Indonesia sangat bergantung pada impor minyak, sehingga kenaikan harga minyak global dapat menjadi tantangan serius. Kenaikan biaya energi ini berpotensi membebani anggaran negara dan meningkatkan tekanan inflasi domestik,” jelas Achmad.

Selain itu, volatilitas pasar keuangan global juga perlu diwaspadai oleh Indonesia. Trump dikenal sering mengeluarkan pernyataan kontroversial yang kerap membuat pasar global bergejolak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: