BACA JUGA:Kasus Bullying dan Pelecehan di Binus School Simprug Libatkan Anak Pejabat dan Ketum Parpol
"Adik saya jarang keluar rumah karena trauma sekolah juga belum bisa berangkat karena kondisinya, sampai saat ini adik saya masih sering dibawa ke rumah sakit 1 minggu sekali untuk berobat tranfusi darah sampai 9 labu kantung darah karena kondisinya drof," ujarnya.
Upaya yang sudah dilakukan pihak keluarga belum membuahkan hasil, pasalnya laporan yang di buat di bulan Juni lalu, pelaku belum juga tertangkap.
"Dari pertama bikin LP sampai tahapan pemanggilan tersangka melarikan diri, semua teman-teman juga sudah dilakukan pemanggilan sebagai saksi didampingi keluarga, visum juga sudah dilakukan di RS Cibabat," jelasnya.
BACA JUGA:Tegas Terapkan Prinsip ESG, Bank Mandiri Masuk Peringkat Majalah TIME
"Ayah korban sedang sakit kunker, jadi sampai saat ini ayah korban belum tau kasus ini karena kasihan juga kalau tau anaknya jadi korban pelecehan seksual," ungkap dia.
Penyidik Polres Cimahi masih terus melakukan penyidikan, polisi juga akan melakukan upaya paksa terhadap terlapor (terduga pelaku).
"Harapan saya keluarga pelaku segera tertangkap dan bisa diadili seadil adilnya sesuai UU yang berlaku, kasus ini kami juga di dampingi Lembaga Hukum (LBH) Ansor Bandung Barat," jelas R.
Sementara itu, dihubungi terpisah, Saepul Rizal dari LBH Ansor Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengatakan, Polres Cimahi hingga saat ini tengah menangani kasus tersebut dan melakukan pemanggilan paksa terhadap seorang terduga pelaku yang diduga melarikan diri setelah dua kali dipanggil oleh pihak kepolisian.
"Pemanggilan pertama dan kedua sudah dilakukan, namun pelaku tidak memenuhi panggilan tersebut dan tidak hadir di Polres Cimahi. Ketika petugas hendak menjemput paksa, pelaku ternyata sudah melarikan diri dari lokasi," jelasnya.
Polisi saat ini sedang melakukan upaya pencarian pelaku. Kasus ini mendapatkan perhatian serius dari pihak kepolisian karena berkaitan dengan psikologis korban yang terganggu.
"Dari LBH Ansor sudah menyarankan pihak keluarga untuk di expose namun pihak keluarga gak bersedia waktu itu karena takut psikis korban terganggu lagi. Karena niat awal ingin silent dalam penegakan kasus ini," jelasnya.
"Korban, yang kebetulan merupakan tetangga pelaku, merasa tidak leluasa untuk keluar rumah seperti dulu. Hal ini memperburuk keadaan korban yang hanya bisa beraktivitas di sekitar rumahnya. Harapannya segera ditangkap," tandas Saepul.***