JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Dokter spesialis mengungkap penyebab penyakit jantung pada anak yang belakangan mulai banyak ditemukan.
Menurut Dokter spesialis jantung Dr dr Faris Basalamah, Sp.JP(K) penyebab utama penyakit jantung pada anak adalah kelainan bawaan lahir.
Kelainan ini terjadi karena terganggunya pembentukan jantung pada proses kehamilan yang dipicu atas sejumlah faktor, salah satunya infeksi virus dan bakteri.
"Pada saat kehamilannya, ibu itu mengalami infeksi, seperti rubella, itu juga bisa menyebabkan infeksi, yang menyebabkan deformitas pembentukan jantung," kata dr. Faris kepada ketika ditemui di kawasan SCBD beberapa waktu lalu.
Selain itu, lanjut Faris, konsumsi jamu-jamu tertentu juga bisa menggangu proses pembentukan jantung pada janin.
BACA JUGA:
- Rutin Berolahraga Atlet dapat Mengalami Serangan Jantung, Bagaimana Risiko pada Orang Kurang Gerak?
- 6 Cara Efektif Jaga Kesehatan Jantung Bagi Generasi Muda
"Kadang orang awal kehamilan tidak menyadari (sedang hamil) dan mengonsumsi obat-obatan tertentu ang bisa mengganggu proses kehamilan," tambahnya.
Adapun kelainan jantung pada anak dapat berupa jantung bocor hingga kelainan katup jantung.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya masa-masa krusial kehamilan di trimester pertama.
"Jadi pada trisemester pertama, itu masa-masa krusial. Makanya ibu harus berhati-hati, supaya tetap sehat, makan makanan bergizi, terjaga dari infeksi," tuturnya.
Kemudian, memeriksakan diri ke dokter kandungan agar dapat dilakukan screening, dan pengetesan, seperti tes TORCH, toksoplasma, hingga rubella.
BACA JUGA
- Atlet Bulu Tangkis Zhang Zhi Jie Meninggal karena Henti Jantung, Bagaimana Penyebab dan Cara Penanganannya?
- Jangan Dianggap Sepele, Ini Perbedaan Henti Jantung dan Serangan Jantung Menurut Ahli
Selain kelainan bawaan, faktor genetik juga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung pada anak.
Salah satu kelainan jantung akibat genetik seperti brugada sindrom yang menyebabkan seorang mengalami gangguan irama jantung.
"Sindrom itu yang akhirnya membuat henti jantung. Sebenarnya jumlah kejadiannya cukup tinggi. Jadi harus diwaspadai," tuturnya.