JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Bendahara Umum Projo, Panel Barus angkat bicara soal permintaan maaf dari Presiden maupun Wakil Presiden di hadapan ulama dan umat pada 1 Agustus kemarin.
Panel Barus, atas nama DPP Projo menyampaikan, bahwa sebuah permintaan maaf yang tulus dari presiden dan wakil presiden di momentum yang baik adalah satu hal yang wajar dan manusiawi.
"Karena tidak ada yang sempurna ya. Jadi sebuah permintaan maaf yang tulus itu saya pikir hal yang baik untuk dilakukan, itu satu bukti bahwa kita sebagai manusia yang merendah diri, tidak sombong dan sebagainya," ujar Panel di DPP Projo, Pancoran, Jaksel pada Sabtu, 3 Agustus 2024.
Bagaimanapun juga, kata Panel, Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin merupakan manusia yang mungkin dalam kepemimpinannya di periode kedua ada banyak kebijakan yang tidak bisa menyenangkan semua pihak.
"Apalagi periode kedua ini seperti kita ketahui bersama, negara kita menghadapi satu krisis yang disebabkan oleh COVID-19. Tentu banyak keputusan keputusan, baik kebijakan kebijakan yang harus dikeluarkan untuk mengatasi krisis tersebut," tuturnya.
BACA JUGA:
- Jokowi Batal Ajak Ngumpul 500 Relawan di IKN pada 11 Agustus Mendatang, Ini Alasannya
- Presiden Jokowi dan Menpora RI Lepas Kontingen Indonesia ke Olimpiade Paris 2024 di Istana Merdeka
Panel mengungkapkan rasa syukur, karena fase krisis itu sudah dilewati bersama. Sehingga Indonesia bisa terus fokus bagaimana berbenah, dan menampaki jalan baru menuju Indonesia emas 2045.
"Jadi respon DPP Projo apabila ada satu pernyataan permintaan maaf yang tulus dari Presiden maupun wakil presiden di depan ulama, di momentum yang baik itu kemudian menuai satu kemarahan atau kritik yang menurut saya itu nggak pada tempatnya," ungkapnya.
Kendati demikian, Panel menambahkan, bahwa sebuah permintaan maaf janganlah di politisasi oleh pengamat atau pihak manapun. Jadi permintaan maaf itu jangan dipersoalkan bahkan diributkan.
"Permintaan maaf itu hal biasa, anda kalau bikin acara di rumah, anda setelah selesai acara, anda bilang mohon maaf apabila penerimaan kami kurang baik, pelayanan kami kurang baik, itu biasa itu," imbuhnya.
"Jadi tidak perlu satu permintaan maaf yang tulus itu kemudian dipolitisasi berlebihan, saya jadi bertanya kepada pihak yang merespons sebuah permintaan maaf itu, anda sehat atau tidak gitu," sambungnya menutup.
(Candra Pratama).