Miris! Wali Murid Beda Pilihan Politik, 3 Murid Siswa TK di Rembang Dikeluarkan Sekolah
3 siswa TK di Rembang, dikeluarkan gegara wali murid beda pilihan dengan yayasan.--instagram.com
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Tiga murid taman kanak-kanak di Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, dilaporkan telah dikeluarkan dari sekolah mereka karena orang tua murid tersebut berbeda pilihan politik dengan pihak yayasan. Peristiwa ini terjadi menjelang Pemilihan Bupati Rembang 2024.
Salah satu wali murid, dengan inisial A, mengungkapkan bahwa dirinya tidak mengikuti permintaan yayasan sekolah untuk memilih pasangan calon tertentu dalam pilkada.
"Pada hari Kamis kami didatangi Pak JS sama Bu U sama Bu I selaku guru anak saya TK. Lah, di situ Pak JS bilang kalau anaknya yang sekolah di TK DF harus mencoblos nomor urut tertentu. Kalau tidak, harus keluar," kata A, pada Sabtu, 23 November 2024.
Senada dengan A, wali murid lain yang anaknya juga dikeluarkan, J mengaku menolak permintaan pihak yayasan karena punya pilihan politik sendiri. J mengaku kaget anaknya sampai dikeluarkan dari TK gara-gara pilihan politik orang tua.
J mengaku sempat menelepon pihak sekolah untuk mengonfirmasi. Namun, kepala sekolah TK menegaskan bahwa pilihan harus sama dengan yayasan.
BACA JUGA:
- Tragis! Diduga Rem Blong, Truk Tronton Tabrak Sejumlah Kendaraan di Slipi, 1 Orang Tewas
- Jangan Kaget! Truk Tronton Tabrak Delapan Kendaraan di Slipi Jakarta Barat, Lalu Lintas Makin Macet
- Tragis! Siswa SMKN 4 Semarang Tewas dengan Luka Tembak
"Katanya Mbak C juga di-blacklist, tapi kok tidak datang ke rumah. Soalnya Mbaknya sudah dekat sama Mas J," terang J.
"Terus ditanya, kalau Mbaknya nyoblos nomor (paslon tertentu) gimana? Maaf, Bu saya pilih nomor (tertentu). Terus bilang, ya sudah kalau tidak bisa ya mohon maaf terpaksa harus dikeluarkan dari sekolah."
Sementara itu, Kepala Sekolah TK Darul Fiqri, Umi Anisa, mengaku terkejut dengan isu yang beredar.
"Saya tidak tahu atas dasar apa berita itu muncul. Yang jelas, kami tidak pernah mengeluarkan siswa, dan ketiga anak tersebut masih berstatus sebagai siswa kami," jelasnya.
Namun, pengakuan dari salah satu wali murid, dirinya mengaku didatangi oleh pihak sekolah yang memintanya mendukung Paslon 02.
"Dikatakan kalau anak saya tetap sekolah di TK Darul Fiqri, saya harus mendukung nomor 02. Kalau tidak, anak saya harus keluar. Saya coba menego, tapi tidak bisa, jadi saya memutuskan anak saya keluar," ungkap wali murid yang enggan disebutkan namanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: