JAKARTA,RADARPENA.CO.ID - Thomas Matthew Crooks, pelaku penembak eks Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sempat diduga adalah seorang penembak profesional.
Sejumlah sumber penegak hukum awalnya menduga bahwa Crooks sebagai penembak jitu lantaran ia menembak dari atas gedung yang memiliki jarak ratusan meter.
Jaksa Wilayah Butler County, Richard Goldinger, mengatakan "Diperlukan senapan, Jaraknya beberapa ratus meter."
Walaupun demikian, dugaan tersebut dilontarkan sebelum Biro Investigasi Federal ( Federal Bureau of Investigation/ FBI) mengidentifikasi sang pelaku Thomas Matthew Crooks.
Setelah FBI merilis informasi pribadi Crooks, barulah diketahui bahwa Crooks adalah pemuda berusia 20 tahun yang baru lulus SMA pada 2022 lalu.
BACA JUGA:Ngeri! Polisi Dibacok Pemuda saat Bubarkan Tawuran di Duren Sawit, Begini Kronologinya
Ia bukanlah seorang penembak jitu sebagaimana diduga.
Menurut Frederick Mach, salah satu anggota tim di klub menembak di Sekolah Menengah Atas (SMA) Bethel Parak, Crooks bahkan ditolak masuk ke dalam Klub menembak.
Mach menyebutkan bahwa Crooks merupakan penembak yang buruk.
Selain itu, menurut salah satu teman SMA- nya, Crooks merupakan korban bullying semasa sekolah.
Ia kerap terlihat menyendiri dan "tidak memiliki ekspresi" ketika berjalan di lorong sekolah.
Crooks juga disebut sebagai murid yang pendiam dan sama sekali tidak terlihat bakal melakukan kekerasan maupun memiliki kecenderungan dalam politik.
Tragedi Penembakan Donald trump pada Sabtu, 13 Juli 2024 tersebut meninggalkan beberapa fakta yang mengejutkan dan juga miris.
Menurut fakta kejadian, salah seorang peserta kampanye diketahui tewas dan dua orang lainnya terluka dalam insiden ini.