Investasi Melejit, Ekspor Industri Mamin Tembus USD41,70 Miliar di 2023

Selasa 26-03-2024,11:59 WIB
Reporter : Dery Sutardi
Editor : Dery Sutardi

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Sudah bukan rahasia lagi kalau industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Hal ini dibuktikan dengan kontribusi sektor tersebut terhadap PDB industri nonmigas sebesar 39,10 persen dan menyumbang 6,55 persen terhadap PDB nasional pada tahun 2023.

“Industri makanan dan minuman juga mulai kembali bangkit setelah mengalami pukulan akibat pandemi Covid-19. Pada tahun 2023 (YoY), industri makanan dan minuman masih mampu tumbuh positif sebesar 4,47 persen,” Ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat membuka acara Bazaar Lebaran Tahun 2024 di Jakarta, Senin (25/03).

BACA JUGA:Pertamina Buka Suara Terkait BBM Pertalite Campur Air di SPBU Bekasi

BACA JUGA:Menaker: Cuti Bersama di Perusahaan Harus Sesuai dengan Jadwal Mudik Pekerja

Industri makanan dan minuman turut mencatatkan kinerja yang gemilang dari capaian nilai ekspor, yang diketahui telah menembus angka USD41,70 miliar selama tahun 2023.

“Sektor ini masih melanjutkan neraca dagang positif atau surplus di tahun 2023 sebesar USD25,21 miliar,” Ungkap Agung.

Selain itu, penanaman modal di sektor industri makanan dan minuman masih bertumbuh dan diminati oleh para investor nasional dan global. 

Hal ini terlihat dari perkembangan realisasi investasi di sektor ini yang mencapai Rp85,10 triliun pada tahun 2023.

Agung mengemukakan, menghadapi bulan Ramadan dan Idul Fitri 1445H, komoditas pokok seperti gula, minyak goreng, tepung terigu, jagung untuk industri makanan, dan bahan baku daging untuk industri stoknya masih aman hingga 1-1,5 bulan ke depan.

Untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, saat ini pemerintah mengupayakan pemenuhan pangan dari sumber alternatif seperti sagu. 

BACA JUGA:Pemerintah Akan Bahas Diskon Tarif Tol Mudik Lebaran 2024

BACA JUGA:Daftar 12 Wakil Indonesia di Babak Kualifikasi dan 32 Besar Spain Master 2024

Menurutnya, produk olahan sagu berupa beras analog sagu berpotensi menjadi pangan utama pengganti beras terutama pada saat terjadinya kelangkaan beras.

“Beras analog sagu juga memiliki keunggulan berupa kandungan resistance starch yang tinggi dan kadar glikemiks indeks yang rendah sehingga baik untuk mencegah diabetes,” Ujar Agus.

Kategori :