JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, dengan tegas mengungkapkan pandangannya terkait kemungkinan PDI Perjuangan (PDIP) menjadi oposisi dalam periode pemerintahan 2024-2029, terutama jika Prabowo-Gibran terpilih.
Hasto menekankan bahwa dalam sistem pemerintahan Indonesia, tidak ada istilah resmi "oposisi" karena bukan sistem parlementer.
Sebagai contoh, Hasto merujuk pada pengalaman PDIP pada periode 2004-2009 di mana partai tersebut berada di luar pemerintahan.
Meskipun demikian, PDIP tetap bersikap konstruktif dengan mendukung kebijakan-kebijakan yang pro rakyat serta berupaya memajukan kemampuan bangsa secara keseluruhan.
Dalam konteks ini, Hasto menegaskan bahwa dukungan akan diberikan pada kebijakan-kebijakan yang memperkuat agregat dan kemajuan kolektif bangsa.
Namun, jika terdapat kebijakan yang dianggap merugikan, seperti impor beras yang dapat merugikan petani, PDIP tidak ragu untuk menyampaikan sikap dan kritiknya.
BACA JUGA:
- Ada Kejanggalan Data Sirekap, 1400 TPS Berpotensi Perhitungan Suara Ulang
- Pengakuan Komeng Demi Bisa Maju Sebagai Calon DPD: Jual Rumah hingga Bentuk Timses dengan Adul dan Daus Mini
Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa sikap PDIP terkait hasil pemilihan belum diputuskan.
Dia menjelaskan bahwa partainya masih memantau rekapitulasi suara dari KPU sebelum mengambil keputusan.
PDIP mempertimbangkan hasil akhir sebagai dasar untuk menentukan calon yang terpilih.
"Yang nantinya akan dijadikan sebagai basis pengambilan keputusan terkait dengan penetapan pasangan calon terpilih," kata Hasto.
Perlu dicatat bahwa pada perhitungan cepat (quick count) hingga Kamis pagi, 15 Februari 2024, pukul 09.30 WIB, pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dari nomor urut 02 unggul.
Perolehan suara Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada hasil hitung cepat Litbang Kompas per Kamis, 15 Februari 2024 hanya mencapai 16,27 persen.
Suara Ganjar-Mahfud tergolong relatif kecil dan terpaut jauh dari Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang meraih suara di atas 50 persen. Sementara Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 25,22 persen suara.
BACA JUGA:
- Terungkap! Jokowi Bongkar Biang Kerok Tingginya Harga Beras di Pasaran, Ternyata Gegara Ini?
- Gegara Lempar Batu, ODGJ Dianiaya Sopir Truk Tangki hingga Tewas di Bandar Lampung