Panelis ketiga dari Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Indonesia (UI), yakni Evi Fitriani.
Pendidikan S-1 Ilmu Hubungan Internasional di UI menjadi landasan, diikuti oleh gelar magister dari Universitas Leeds dan Universitas Ohio.
Evi juga meraih gelar doktor dari Universitas Nasional Australia. Keahliannya mencuat dalam bidang hubungan internasional, mencerminkan dedikasinya terhadap pemahaman mendalam tentang dinamika global.
Sebagai panelis, pengalaman akademis Evi Fitriani memberikan dimensi yang berharga dalam mengupas isu-isu kompleks dan merumuskan pandangan yang berbobot.
4. Hikmahanto Juwana
Panelis keempat dalam debat capres kedua adalah Hikmahanto Juwana, seorang Guru Besar Hukum Internasional di Universitas Indonesia dan Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani.
Gelar sarjana hukumnya diraih dari Fakultas Hukum UI, sementara gelar magister hukum internasional diperoleh dari Universitas Keio, dan gelar doktor dari Universitas Nottingham.
Dengan pengalaman akademis yang luas, Hikmahanto membawa pemahaman mendalam tentang hukum internasional ke panggung debat capres, memberikan kontribusi berharga dalam analisis dan diskusi isu-isu krusial.
BACA JUGA:
- Prabowo Bakal Teruskan Indonesia Nonblok: Seribu Kawan Terlalu Sedikit!
- Sentil Anies Baswedan, Prabowo Subianto: Menjadi Seorang Pemimpin Bukan Sekadar Kata-kata!
5. I Made Andi Arsana
I Made Andi Arsana, panelis kelima, membawa keahlian dalam aspek geospasial hukum laut Universitas Gadjah Mada (UGM).
Sebagai dosen dan peneliti di Departemen Geodesi UGM, Andi Arsana telah mencapai prestasi akademis yang tinggi.
Lulusan Ph.D dari Australian National Centre for Ocean Resources and Security (ANCORS) Universitas Wollongong, keberhasilannya mencerminkan dedikasinya terhadap riset dan pengembangan ilmu kelautan.
Pendidikannya yang kokoh dan pengalaman di bidang hukum laut memberikan wawasan berharga bagi panel ini.