Love you kakak,
Papa"
”Iya, di TKP kita menemukan pesan yang ditulis di kaca meja rias. Ditulis dengan spidol hitam. Tulisannya identik dengan buku agenda saudara WE,” ungkap Gandha Syah.
BACA JUGA:Akui Tak Ada Ikatan UNHCR, Menko PMK Minta Pihak Terkait Pahami Penolakan Rakyat Aceh
BACA JUGA:Soal Pengungsi Rohingya yang Terus Berdatangan, Ini Sikap Terbaru Pemerintah RI
Selain pesan tersebut, dari hasil olah TKP, Gandha mengungkapkan pihaknya menemukan pisau yang diduga digunakan oleh Wahaf untuk melakukan bunuh diri dengan menyayat tangan kanannya.
Kemudian, dia mengatakan pihaknya juga menemukan gelas dan obat nyamuk cair sachet. Namun, apakah istri dan putrinya tersebut dibunuh oleh Wahaf, Gandha mengatakan bahwa pihaknya masih mendalaminya.
”Untuk faktanya, ibu dan anaknya ini ditemukan (meninggal dunia) dengan kondisi mulutnya berbusa. Kemudian, sekitar mayat ada gelas. Tak jauh dari lokasi, ditemukan juga bekas sachet obat nyamuk cair,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk anaknya Wahaf dan Sulikhah yang berinisial AKE, Gandha Syahb mengatakan sudah dalam penangan dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Malang.
Untuk diketahui, meninggalnya satu keluarga di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang ini awalnya diketahui oleh warga ketika salah satu anaknya yang berinisial AKE meminta pertolongan sekitar pukul 08.00 WIB.
Setelah warga mendatangi rumahnya, kamar orang tuanya tersebut ternyata dalam keadaan terkunci. Akhirnya, warga pun memaksa masuk dengan mendobrak pintu kamar orang tuanya.
Setelah berhasil dibuka, warga dikagetkan dengan kondisi mereka bertiga. Istri dan putri Wahaf ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia di atas kasur. Sedangkan Wahaf terkapar di lantai dengan bersimbah darah.
”Jadi, Sulikhah dan ARE sudah meninggal dengan posisi tidur di atas kasur. Sedangkan Wahab terbaring di lantai kamar dengan bagian pergelangan tangan kirinya tersayat,” kata Ketua RT 03/RW 10, Iswahyudi, dalam keterangannya.
Iswahyudi menambahkan, saat warga datang ke rumahnya, Wahab masih hidup dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Sayangnya, nyawa Wahab tidak tertolong karena darah yang keluar sangat banyak.
Untuk sehari-harinya, lanjut Iswahyudi, Wahab merupakan seorang guru di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Kota Malang. Sedangkan istrinya, kata dia, ibu rumah tangga yang juga berjualan kue.
Iswahyudi menyampaikan bahwa satu keluarga tersebut sudah 7 tahun mengontrak di rumah yang ditempatinya. Selama itu, kata dia, keluarga tersebut sangat baik dan tidak ada masalah apapun.